Bisnis.com, PADANG — PT Pertamina masih menunggu regulasi pemerintah soal kebijakan penjualan bahan bakar gas (BBG) di stasiun pengisian bahan bakar umum (SPBU), termasuk untuk wilayah Sumatra bagian utara.
Fitri Erika, Area Manager Communication and Relation MOR I Sumbagut mengatakan masih menunggu regulasi terkait imbauan Kementerian ESDM agar setiap SPBU menyediakan satu unit penyaluran BBG.
“Kami masih tunggu regulasi dari pemerintah untuk kebijakan itu, soal bagaimana teknisnya di lapangan,” katanya, Minggu (30/7/2017).
Menurutnya, regulasi itu penting untuk memperjelas peraturan penerapan di lapangan, agar memudahkan pelaksanaannya.
Dia meyakini pengusaha SPBU di wilayah Sumatra bagian utara, mencakup Sumut, Aceh, Sumbar, Riau, dan Kepri juga siap menjadi penyalur BBG bagi masyarakat.
“Pada prinsipnya sudah siap, tidak ada persoalan. Tinggal menyiapkan infrastrukturnya saja,” katanya.
Dia menuturkan regulasi itu diperlukan sebagai petunjuk teksnis untuk operasional di lapangan. Terutama mengatur mengenai tata niaga, tentang harga, kesiapan pengusaha, dan masalah teknis lainnya.
DEXLITE
Sementara itu, untuk penjualan bahan bakar diesel, Pertamina akan memaksimalkan pemasaran jenis Dexlite atau diesel non subsidi di wilayah Sumatra Barat.
Erry Widiastono, General Manager Pertamina MOR I mengatakan perkembangan produk tersebut di Sumbar sangat memuaskan sejak dipasarkan Juni 2016 lalu.
“Respon masyakarat Sumbar sangat bagus. Makanya kami akan maksimalkan promosi dan distribusinya,” ujar Erry.
Dia menuturkan dexlite adalah jenis bahan bakar diesel non subsidi yang memiliki kualitas bagus dan diklaim ramah lingkungan.
Menurutnya, untuk wilayah Sumbar terjadi peningkatan konsumsi dexlite dari 4,39 kiloliter per hari pada 2016 lalu menjadi 8 kiloliter per hari tahun ini.
Artinya, peningkatan pengguna yang signifikan tersebut merupakan bukti bahwa produk bahan bakar ramah lingkungan untuk kendaraan jenis diesel itu sudah diterima sepenuhnya oleh masyarakat setempat.
Bahkan, imbuh Erry, selama periode mudik dan balik Lebaran bulan lalu, konsumsi dexlite mengalami kenaikan rerata 36% per hari. Selama arus mudik itu, penggunaan dexlite meningkat dari 7,9 kiloliter menjadi 10,8 kiloliter.
Penyaluran tertinggi di Sumbar terjadi pada 28 Juni 2017 sebesar 48 kiloliter atau naik hingga 507% dibandingkan penyaluran di hari normal.
“Dexlite ini, angka cetane sebesar 51 dan kandungan sulfur maksimal 1.200 ppm, sehingga punya keunggulan yang membuat mesin lebih bertenaga dan lebih ramah lingkungan,” jelasnya.