Bisnis.com, JAKARTA — Jaringan perusahaan hotel asal Spanyol Meliá Hotels International resmi mengoperasikan Sol House Bali Legian dengan mengusung konsep gaya hidup dengan segmen sasaran generasi muda millennial.
General Manager Sol House Bali Legian Marta Escribano mengatakan potensi pasar generasi millennial di Indonesia sangat besar. Meski ekonomi Indonesia secara umum belum stabil, tetapi dipastikan sektor perhotelan yang didorong industri pariwisata akan terus tumbuh.
"Salah satu faktornya adalah peningkatan populasi generasi millennial. Setiap tahun tumbuh. Perjalanan wisata yang mereka lakukan juga meningkat," katanya melalui siaran pers, Senin (24/7).
Sol House Bali Legian dirancang dengan tema kontemporer yang menekankan pada gaya hidup modern. Hotel ini terdiri dari 136 kamar dan dilengkapi sejumlah fasilitas yang memiliki pelayanan penuh selama 24 jam antara lain PlayBar, SolSets, dan Resting Palm Pool Bar.
Sol House Bali Legian juga menawarkan layanan pemesanan melalui aplikasi Twitter. Tamu hanya perlu mengirimkan kicauannya pada akun milik Sol House Bali.
Hadirnya Sol House Bali Legian menjadi hotel Sol House pertama di Asia dan properti ketujuh Meliá Hotels International yang dibuka di Indonesia.
Marta menekankan optimismenya dalam menghadapi kompetisi bisnis hotel yang kian ketat di Bali. Pasalnya. dengan tarif rerata Rp 700.000 per malam, Sol House Bali Legian menawarkan pengalaman berbeda untuk generasi aktif media sosial.
Sementara itu, tahun ini selain Bali, Meliá Hotels International juga akan menggencarkan ekspansinya di tiga kota besar, yaitu Meliá Pekanbaru, Innside Yogyakarta, dan Meliá Bandung.
Vice Chairman dan CEO Meliá Hotels International Gabriel Escarrer menuturkan rencana ekspansi tersebut menjadi strategi perusahaan dalam menjawab berbagai tantangan pada 2017 ini.
Khusus untuk kawasan Asia Pasifik, Meliá Hotels International akan meresmikan enam hotel baru lewat berbagai merek seperti Gran Meliá, Meliá, dan Sol Hotels.
"Ini merupakan komitmen perusahaan untuk meningkatkan kepemimpinan Meliá HotelsInternational dalam hotel resor dan mengembangkan lebih lanjut diversifikasi internasional dari produk hotel mereka, terutama di destinasi aman seperti Asia, Mediterania dan Karibia," katanya.
Escarrer menuturkan tahun ini perusahaan akan membuat 23 hotel baru di berbagai destinasi di 15 negara. Perusahaan juga melakukan renovasi produk di Spanyol yakni Magaluf Mallorca yang memiliki nilai investasi sekitar Rp2,8 triliun dan Torremolinos Malaga yang menghabiskan biaya sekitar Rp570 miliar.
Escarrer mengatakan ekspansi ini menyusul performa positif perusahaan selama 2016 berdasarkan laporan RevPAR (revenue per available room) yang menunjukkan angka lebih tinggi dari pendapatan tertinggi perusahaan yang pernah dicapai pada 2007.
Sedangkan pada tahun lalu, Meliá Hotels International telah membuka sebanyak 19 hotel baru di 10 negara berbeda. Escarrer mengungkapkan beberapa tantangan yang akan dihadapi perusahaan di tahun ini, antara lain ekonomi kolaboratif dan hiper-segmentasi permintaan, konsolidasi industri, serta tantangan digital.
Mengenai konsolidasi industri, Escarrer menegaskan Meliá Hotels International menargetkan untuk menjadi lebih besar, tetapi tetap menjadi spesialis dalam segmen resort.
Perusahaan juga berkomitmen untuk membangun aliansi strategis untuk pertumbuhan dan reposisi produk, strategi yang memungkinkan perusahaan untuk memperkuat diri dalam tingkat korporasi dan bertumbuh secara strategis, bersama dengan beberapa dana investasi internasional.
"Meliá Hotels International berhasil bertransformasi dan memimpin evolusi digital dari bisnis kami dengan menggunakan sistem terbaru serta dibukanya kanal B2B (business to business) serta B2C (business to consumer). Kami juga telah menggunakan sistem baru untuk penjualan dan tahun lalu tercatat terjadi peningkatan 30%.”