Bisnis.com, JAKARTA - Kondisi perekonomian global yang cukup baik menjadi salah satu alasan mengapa Bank Indonesia memutuskan untuk menahan suku bunga acuan di angka 4,75.
Gubenur BI Agus Martowardojo mengatakan secara umum ekonomi global kurang lebih sama seperti di bulan lalu, pertumbuhan ekonomi dunia masih di kisaran 3,3%, tetapi ada sedikit perubahan karena pertumbuhan ekonomi di AS dan India yang diprediksi menurun, sedangkan ekonomi di Eropa dan Tiongkok membaik.
"Kita mendiskusikan bahwa di AS sekarang ini tantangannya bukan hanya Fed Fund Rate yang akan naik di 2017 satu kali dan di 2018 tiga kali. Tetapi di AS itu, saat ini yang menjadi perhatian adalah Federal Reserve nya yang mempunyai neraca yang besar, itu kan sudah diumumkan akan melakukan pengurangan neracanya dan pengurangan neracanya itu yang mesti betul kita kaji akan mulai kapan, dan itu dampaknya terhadap stabilitas sistem keuangan di dunia," kata Agus belum lama ini.
Tak hanya itu, BI juga akan mengkaji kebijakan fiskal negeri Paman Sam tersebut dimana kebijakan fiskal negara itu diperkirakan mundur dan tentu berdampak pada pertumbuhan ekonomi AS.
"Karena sebelumnya ada rasa optimisme bahwa kebijakan fiskal akan cepat dan akan membantu pertumbuhan, tapi sekarang kita melihat bahwa selain ada kebijakan fiskalnya, kebijakan moneternya juga memengaruhi pertumbuhan ekonomi di AS," pungkasnya.