Bisnis.com, JAKARTA—Asian Development Bank (ADB) memperkirakan pertumbuhan ekonomi Indonesia tak berubah dengan tumbuh 5,1% pada 2017 dan 5,3% pada 2018.
Dalam laporan tambahan Asian Development Outlook (ADOS) 2017 yang diterbitkan pada 20 Juli 2017, disebutkan Tanah Air dinilai masih mendapat sentimen positif dari kinerja ekspor yang kuat akibat kenaikan harga komoditas seperti batu bara, minyak sawit, karet, dan nikel, serta pemulihan pasar ekspor.
Di sisi lain, pertumbuhan investasi tetap naik tipis menjadi 4,8% pada kuartal I/2017 dari 4,7% pada periode yang sama tahun lalu. kenaikan tersebut diperkirakan akan terus berlanjut seiring pelaksanaan dan pemacuan proyek investasi publik.
Investasi swasta diperkirakan akan didorong oleh sejumlah langkah Pemerintah untuk meningkatkan kemudahan dalam berbisnis. Sentimen positif lain juga datang dari penilaian terbaru lembaga pemeringkat utang Standard & Poor's kepada Indonesia.
Akan tetapi, Fitch Rating dalam laporan terbarunya mengatakan, situasi politik yang memanas dapat memengaruhi laju perekonomian dan kepercayaan investor di Indonesia. Selain itu, gejolak tajam dari sisi eksternal juga diperkirakan akan mengganggu laju positif Indonesia.
“Kenaikan beban utang nasional, misalnya disebabkan oleh pelanggaran batas defisit anggaran, dan melemahnya prospek makroekonomi karena perubahan perubahan fokus pemerintah terhadap stabilitas moneter akan memberi sentimen negatif Indonesia,” tulis Fitch, Kamis (20/7).
Jika sentimen negatif itu merebak, Fitch mengaku tak akan segan menurunkan outlook utang Indonesia dari positif menjadi stabil. Seperti diketahui, Fitch pada Kamis (20/7) menetapkan Long Term Foreign dan Local Currency Issuer Default Rating Indonesia tetap berada pdaa level 'BBB-' atau layak investasi dengan outlook positif.
Peringkat penerbitan obligasi dan sukuk dengan mata uang domestik dan asing yang dikeluarkan melalui Perusahaan Penerbit SBSN Indonesia juga ditegaskan berada pada level 'BBB-'.