Bisnis.com, JAKARTA — Pertumbuhan ekonomi Indonesia diyakini akan sesuai target yakni berada di angka 5,1%. Kepala Badan Kebijakan Fiskal Suahasil Nazara mengatakan optimisme itu juga didukung oleh tinggi pertumbuhan ekonomi China pada kuartal II/2017 sebagai mitra dagang utama Indonesia.
“Ya kita sih memperhatikan pertumbuhan China karena kan mitra dagang kita, ekspor kita lumayan tinggi disana. Jadi outlook pertumbuhan kita bisa bagus,” ujarnya kepada Bisnis, Kamis (20/7).
Senada, Kepala Badan Koordinasi Penanaman Modal Thomas Lembong mengatakan adanya lonjakan ekonomi China juga berdampak pada harga komoditas di Asia.
“Pertumbuhan Ekonomi di China itu sangat berdampak pada harga komoditas, kalau ekonomi di China lesu itu pasti harga komoditas akan ambruk,” kata Thomas.
Dalam hal ini, Thomas mengatakan jika China adalah pasar utama bagi sejumlah komoditas seperti pulp and paper products, produksi kelapa sawit, hingga bahan logam termasuk smelter yang telah dibangun di Indonesia.
Tak hanya itu, meningkatkan pertumbuhan ekonomi China yang berada di angka 6,9% juga berdampak positif terhadap investasi dan kunjungan wisatawan asal China di Indonesia.
Apalagi, dia mengatakan bahwa China telah melakukan investasi di infrastruktur penerbangan. “Memang konektivitas airlines penting sekali, sejauh ini yang masih giat ya Lion sama Sriwijaya, jadi, karena mereka buka penerbangan baru ke China, sangat membantu sekali untuk menggenjot pertumbuhan wisman China ke Indonesia,” pungkasnya.