Bisnis.com, JAKARTA -- Sejumlah pelaku usaha di bisnis pelayaran lepas pantai tengah mencari jalan keluar guna melepaskan diri dari tren industri yang masih lesu. PT PAN Maritime Wira Pawitra misalnya, menempuh diversifikasi agar armada kapal tetap berjalan.
Managing Director Pan Maritime, Nova Mugijanto mengatakan industri kapal lepas pantai belum menemukan momentum pemulihan yang signifikan hingga paruh pertama 2017. Oleh karena itu, perseroan mulai mencari klien-klien baru di luar bisnis minyak dan gas. Sebelumnya, seluruh pelangggan Pan Maritime berasal dari bisnis migas.
"Kita perlu sharing portofolio. Oleh karena itu kita mulai diversifikasi, sekarang 20% klien kita dari mining," jelas Nova kepada Bisnis.com, Selasa (18/7/2017).
Menurut Nova, industri kapal lepas pantai turut terpuruk seiring kejatuhan harga minyak. Sebagaiman diketahui, harga minyak menyentuh titik nadir pada Februari 2016 lalu. Sejumlah kontraktor migas pun melakukan efisiensi sehingga berdampak pada penggunaan kapal lepas pantai.
Hingga enam bulan 2017, Nova mengaku belum ada perubahan signifikan yang bisa menjadi angin segar bagi pelaku usaha di pelayaran lepas pantai. Dia mengungkapkan, hingga saat ini belum ada kontrak singifikan yang digenggam. Perseroan hanya mengerjakan perpanjangan kontrak dari klien yang sudah ada.
Saat ini tingkat penggunaan armada Pan Maritime menurut Nova mencapai 80% dari total 12 armada yang dimiliki. Kendati tingkat utilisasi masih tergolong tinggi, tarif sewa kini terpangkas hingga 50% akibat persaingan yang ketat.
Baca Juga
Nova berharap pemerintah menerapkan beberapa langkah terobosan guna memperbaiki iklim investasi di sektor hulu migas. Pasalnya, perbaikan iklim investasi secara langsung bakal berdampak terhadap permintaan kapal lepas pantai.