Bisnis.com, JAKARTA – Harga rumah melonjak di sejumlah kota kecil di China, bahkan ketika langkah pembatasan properti yang diberlakukan oleh pihak otoritas lokal menekan nilai rumah di Beijing dan Shanghai pada Juni.
Hal ini menyoroti tantangan bagi pihak otoritas yang berupaya untuk membatasi risiko gelembung perumahan (housing bubble).
Berdasarkan laporan Biro Statistik Nasional China (National Bureau of Statistics/NBS), harga rumah baru – selain rumah bersubsidi pemerintah – pada Juni 2017 (m-o-m) mengalami kenaikan di 60 dari 70 kota yang terdaftar oleh pemerintah.
Angka itu lebih tinggi dari kenaikan harga di 56 kota pada Mei.
Di Beijing, harga rumah turun 0,4%, penurunan terbesar dalam dua tahun, sedangkan di Shanghai harga turun 0,2%. Sementara itu di beberapa kota kecil, seperti Bengbu di Anhui, harga rumah naik sekitar 2%.
Pembatasan properti yang diterapkan di kota-kota besar memicu pembelian di pasar yang lebih kecil. Fakta ini menggarisbawahi tantangan yang dihadapi pemerintah China dalam upaya mendinginkan gelembung aset serta menahan risiko menjelang perombakan partai akhir tahun ini.
Tingkat penjualan pun melonjak pada Juni bahkan ketika suku bunga hipotek naik dan para pembeli rumah bergulat dengan serangkaian langkah pembatasan.
“Permintaan yang masih kuat terutama didorong panik. Jika langkah pembatasan mereda, sentimen panic buying bisa menjadi lebih gila-gilaan dan menyebabkan gelembung lebih besar lagi,” kata Alan Jin, analis Mizuho Securities Asia Ltd., seperti dikutip dari Bloomberg (Selasa, 18/7/2017).
Kenaikan jumlah pada kota yang mengalami lonjakan harga terjadi pertama kalinya dalam tiga bulan terakhir. Data sebelumnya menunjukkan pertumbuhan yang lebih cepat dalam penjualan perumahan, seiring dengan kuatnya konstruksi perumahan baru.
Menurut perhitungan Bloomberg, penjualan rumah baru melonjak sekitar 26% dalam hal nilai dibandingkan dengan setahun sebelumnya, laju tercepat sejak Oktober.
Pembatasan pembelian rumah, yang sudah berlangsung intens di kota seperti Beijing, telah menjalar ke seluruh negeri. Sejumlah kota seperti Langfang di Hebei, dan Foshan di Guangdong, meningkatkan pembatasannya bulan lalu.
“Penjualan perumahan mungkin bisa melemah pada paruh kedua, mengingat potensi lebih banyaknya pembatasan dan suku bunga hipotek yang lebih tinggi,” ujar analis Bloomberg Intelligence Patrick Wong.
Pemerintah, tambahnya, bertekad untuk mendinginkan pasar yang terlalu panas, terutama di kota-kota lapis satu dan dua, dengan menggulirkan langkah-langkah baru.