Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Pabrikan Arloji Swiss Bakal Serap Perhiasan RI

Pemerintah mendorong penguatan kerjasama industri perhiasan domestik dengan produsen arloji asal Swiss. Langkah itu diharapkan mampu meningkatkan penyerapan produk perhiasan lokal dan meningkatkan devisa hasil ekspor.
Perhiasan emas./Bloomberg-Billy H.C. Kwok
Perhiasan emas./Bloomberg-Billy H.C. Kwok

Bisnis.com, JAKARTA—Pemerintah mendorong penguatan kerjasama industri perhiasan domestik dengan produsen arloji asal Swiss. Langkah itu diharapkan mampu meningkatkan penyerapan produk perhiasan lokal dan meningkatkan devisa hasil ekspor.

Komitmen itu tertuang dalam pertemuan antara Menteri Perindustrian Airlangga Hartarto dengan Menteri Ekonomi, Pendidikan dan Riset Swiss Johann N. Schneider-Ammann beserta delegasi dari asosiasi pabrikan arloji Swiss. Pabrikan arloji negeri itu membutuhkan pasokan batu dan logam mulia yang berkelanjutan.

“Industri perhiasan mampu memberikan kontribusi signifikan terhadap perekonomian nasional. Sektor ini akan kami terus pacu pengembangannya karena padat karya berorientasi ekspor dan mempunyai daya saing yang kuat,” ujar Airlangga Hartarto di Jakarta dalam siaaran pers, Minggu (16/7).

Menurutnya, produk perhiasan dalam negeri memiliki daya saing yang tinggi pasar internasional dilihat dari desain dan kualitasnya. Terlebih, nilai ekspor produk perhiasan Indonesia meningkat 16,85% pada periode 2011—2016. Nilai ekspor perhiasan senilai US$2,59 miliar pada 2011, lalu berkembang menjadi US$5,34 miliar pada 2016.

Terdapat sebanyak 36.636 enititas perusahaan yang menggeluti bisnis perhiasan dan aksesoris pada 2015. Nilai produksi keseluruhan unit bisnis itu mencapai Rp10,45 triliun. Penyerapan tenaga kerja sektor itu mencapai 43.348 orang dengan nilai devisa ekspor mencapai US$3,31 miliar.

Airlangga menyatakan penguatan kerja sama itu menjadi sangat penting bagi ekonomi kedua negara. Bagi Indonesia, penguatan kerjasama itu berdampak positif bagi pengembangan industri kecil dan menengah. Sebab, industri perhiasan masih didominasi oleh industri kecil dan menengah.

“Peluang kemitraan bilateral ini membawa keuntungan bagi kedua negara,” ujar Airlangga.

Di samping itu, RI dan Swiss juga bakal menjalin kerja sama pada pendidikan vokasi dan replikasi pembangunan politeknik industri di beberapa kota. Beberapa di antaranya seperti politeknik industri di Morowali, Bantaeng, Batulicin dan Semarang.

“Jenis kompetensi tekniknya akan kami sesuaikan dengan fokus pengembangan di kawasan industri setempat,” lanjut Airlangga.

Pusat Pendidikan dan Pelatihan Industri beserta State Secretariate of Economic Affairs of Switzerland (SECO) menargetkan pembentukan delapan politeknik atau akademi komunitas industri baru sampai 2019.

Beberapa poin lain hasil pertemuan bilateral dengan delegasi Swiss merupakan ketentuan soal wajib produksi di Indoonesia bagi pemegang hak paten di dalam Undang Undang tentang Hak Cipta. “Mereka membahas mengenai kepastian dalam bentuk perjanjian investasi,” imbuhnya.

Di samping itu, pemerintah Indonesia juga berkomitmen ingin mempercepat proses negosiasi dalam perundingan Indonesia—European Free Trade Association-Comprehensive Economic Partnership Agreement (EFTA-CEPA).

“Sekarang sudah memasuki tahapan perundingan ke-13 dari target 17 putaran,” ujar dia.

Airlangga berharap selepas pertemuan itu seluruh komitmen kerjasama bilateral Indonesia—Swiss di bidang ekonomi dapat segera dieksekusi. Presiden Joko Widodo dijadwalkan menindaklanjuti kedatangan delegasi Swiss dengan mengunjungi negara itu Oktober mendatang. ”Apa yang sudah kami bahas ini dapat memiliki kemajuan yang berarti dan strategis bagi kedua negara,” ujar dia.

Nilai penanaman modal Swiss ke Indonesia mencapai Rp82,89 triliun pada 2016. Tercatat sekitar 150 entitas perusahaan Swiss yang beroperasi di Indonesia dengan menyerap 26 ribu tenaga kerja.


Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Topik

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper