Bisnis.com, JAKARTA-Singapura tengah bersiap mengujicoba truk logistik tanpa supir alias truk otonom. Sedangkan Indonesia diperkirakan masih butuh waktu lama untuk mengimplementasikannya.
Wakil Ketua Asosiasi Pengusaha Truk Indonesia (Aptrindo) Bidang Distribusi dan Logistik Kyatmaja Lookman mengatakan, Indonesia belum siap untuk mengimplementasikan teknologi tersebut. Kendala utamanya adalah infrastruktur jalan yang belum memadai.
Sedangkan teknologi truk otonom menuntut banyak persyaratan, seperti kondisi jalan yang mulus, marka jalan yang jelas dan kondisi lalu lintas yang teratur.
"Masih jauh [implementasi di Indonesia]. Di luar negeri jalanan rata-rata mulus, di Indonesia lubang-lubang. Jadi repot mengimplementasi sebelum hal-hal tersebut tercapai," katanya kepada Bisnis, Rabu (12/7/2017).
Selain itu, infrastruktur telekomunikasi juga harus mendukung. Jaringan harus cepat dan tak banyak blank spot di sepanjang ruas jalan yang dilalui truk.
Sebanyak 12 truk tanpa supir akan segera diujicoba di Singapura dengan jadwal pertama yang akan berlangsung mulai September 2017.
Proyek ini digagas oleh grup logistik asal Belgia Katoen Natie bekerja sama dengan perusahaan teknologi Belanda VDL. Menurut Katoen Natie, proses tersebut akan menghabiskan biaya hingga USD142.000.
Perusahaan lain yang tengah mengembangkan truk otonom adalah Google, Uber, Volvo dan Daimler.