Bisnis.com, JAKARTA - Salah satu problematika yang dihadapi masyarakat ketika melakukan perjalanan mudik Lebaran adalah kurangnya fasilitas toilet umum di Tempat Istirahat (TI) jalan tol.
Dalam masa-masa libur seperti Lebaran, tak jarang antrean panjang terlihat mengular di depan pintu masuk toilet umum. Belum lagi kebersihan toilet yang kadang kurang terjaga, juga mengurangi kenyamanan.
Hal itulah yang kerap membuat pemudik lebih memilih menahan buang air hingga tujuan atau menemukan toilet yang lebih layak dalam perjalanan.
Suparti, pemudik asal Jakarta, bersyukur perjalanan mudiknya tahun ini tak sampai membuatnya menahan buang air. Hal tersebut berkat adanya bantuan toilet darurat berupa Mobile Toilet Unit (MTU) dari Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR).
“Fasilitasnya sih bagus, tidak terlalu jorok. Toilet yang disediakan rest area kan sudah penuh, menurut saya perlu diperbanyak,” ujarnya.
Kala itu Suparti menikmati fasilitas MTU Kementerian PUPR yang berada di tempat istirahat tol Cikopo-Palimanan KM166. Toilet terserbut terdiri dari empat bilik untuk laki-laki dan perempuan, serta memiliki akses air bersih dan sanitasi yang terintegrasi dengan tempat istirahat.
Satker Tanggap Darurat Ditjen Cipta Karya Kementerian PUPR Abdul Hakam menyatakan, pada arus mudik tahun ini pihaknya menyiagakan 13 MTU di 11 titik TI dalam tiga ruas tol yaitu tol Cikopo—Palimanan (Cipali), Tangerang—Merak dan Purbaleunyi. Jumlah itu bertambah dari tahun sebelumnya di mana pihaknya menyediakan toilet darurat di empat lokasi berbeda.
“Sejauh ini kita punya total 17 MTU, 13 unit memiliki empat bilik, sisanya empat unit yang khusus untuk presiden. Kita memang ada rencana pengadaan unit baru untuk kebutuhan lebaran tahun depan,” ujarnya, dalam keterangan yang diterima Bisnis.com, Sabtu (8/7/2017).
Dia menambahkan, semula Badan Pengatur Jalan Tol (BPJT) mengajukan kepada Ditjen Cipta Karya mengenai penyediaan fasilitas MTU di 16 lokasi tempat istirahat jalan tol. Namun, pada akhirnya hanya 11 lokasi TI yang disetujui dengan berbagai pertimbangan, yaitu ketersediaan air bersih, sanitasi septic tank yang memadai, serta lokasi yang tidak menimbulkan kemacetan.
Pada masa arus mudik sejak 15-27 Juni 2017, toilet darurat Kementerian PUPR melayani pemudik di TI KM 166 dan KM 207 tol Jakarta-Cipali-Pejagan, TI KM 33 dan 68A tol Jakarta-Merak, serta TI KM 147 tol Jakarta-Padaleunyi.
Sementara pada arus balik sejak 28 Juni-9 Juli 2017, toilet darurat Kementerian PUPR disiagakan di TI KM 164 dan KM 208 di tol Jakarta-Cipali-Pejagan, TI KM 45 dan 68 B di tol Jakarta-Merak, serta TI KM 125 dan 72 B di tol Jakarta-Padaleunyi.
Selain toilet darurat, Kementerian PUPR juga menyediaan fasilitas Hidran Umum (HU) sebanyak 13 unit di 11 lokasi yang sama dengan toilet darurat. HU ini kerap dimanfaatkan untuk berwudhu oleh para pemudik. Untuk operasional 13 MTU dan HU ini, Kementerian PUPR melakukan rekrutmen 30 staf penjaga yang bekerja selama 24 jam.
Seluruh petugas dengan suka rela melayani sehingga tidak bisa berlebaran bersama keluarga agar pelayanan mobil toilet terjaga.
“Kami menjaga betul, jangan sampai toiletnya ada tapi tidak berfungsi,” ujar Hakam.
Lebih lanjut Abdul Hakam mengatakan, selama masa operasional sejak H-10 hingga H+8 Idulfitri, mobil toilet tersebut telah melayani ribuan pemudik. Dalam penggunaannya, pihaknya bekerja sama dengan pengelola tempat istirahat, Perusahaan Daerah Air Minum (PDAM) setempat, dan badan usaha jalan tol dalam penyediaan air bersih dan sanitasi.
Menurutnya, ketersediaan toilet tambahan yang memiliki sanitasi memadai sangat dibutuhkan saat arus mudik, mengingat keterbatasan toilet yang ada di tempat peristirahatan tidak cukup untuk memfasilitasi seluruh pemudik.
Berdasarkan pengamatannya, MTU dipadati oleh pemudik setiap menjelang waktu shalat. Sesuai kesepakatan dengan pengelola TI, pihaknya memprioritaskan perempuan untuk menikmati MTU ini.
Hakam pun menceritakan salah satu pengalaman uniknya dalam mengelola MTU. Dia mengatakan, saking banyaknya pemudik yang menggunakan mobil toilet, septic tank di TI pun menjadi penuh.
“Kemarin di rest area KM 207, septic tank-nya penuh sampai kita harus panggil mobil sedot tinja. Toilet kita kan pipanya langsung menyambung ke septic tank, tidak ditampung dulu,” ujarnya.
Untuk arus mudik tahun depan, pihaknya tengah memetakan lokasi TI besar maupun TI sementara yang akan dikerjasamakan. Dia pun berencana memasang unit pengolahan air limbah mini bernama purity.
"Tahun depan akan dipasang instalasi pengolahan air limbah mini yang bisa ditanam. Ukurannya sebesar torent air.
Kotoran yang masuk akan diurai oleh bakteri yang ada di IPAL tersebut sehingga keluarannya air dan ramah lingkungan."