Bisnis.com, SANGATTA--Areal bekas tambang batu bara tak melulu gersang dan tak bisa kembali hijau. Salah satu contohnya adalah lahan pascatambang milik PT Kaltim Prima Coal (KPC) di Sangatta, Kalimantan Timur.
Perusahaan batubara open pit terbesar di Indonesia ini berhasil menyulap bekas galian batu bara menjadi objek wisata yang menarik untuk dikunjungi.
Namanya Telaga Batu Arang. Nama tersebut dipilih karena memang kawasan tersebut dulunya adalah tempat galian batu arang alias batubara.
Telaga tersebut terletak di Pit Surya, lokasi tambang pertama KPC yang diekploitasi pertama kali pada 1992. Saat ini cadangan batu bara di lokasi tersebut sudah habis.
KPC melalui program pascatambangnya kemudian berupaya mengembalikan kondisi lahan tersebut sedekat mungkin dengan keadaan awal.
Bisnis berkesempatan berkunjung langsung ke lokasi ini, Jumat (30/6/2017). Di area seluas 270 hektare ini seluruhnya sudah tampak hijau karena ditumbuhi pepohonan. Luas Telaga Batu Arang sendiri sekitar 12 hektare dengan kedalaman 35 meter.
Yordhen Ampung, Acting Manager External Relation KPC mengatakan, kawasan pascatambang ini mulai direklamasi sejak 2001. Pihaknya menggandeng sejumlah universitas seperti Universitas Mulawarman dan Institut Pertanian Bogor untuk ikut meneliti kualitas tanah dan air di areal tersebut.
"Hasil pantauan tim peneliti dari Universitas Mulawarman menunjukkan, beberapa spesies hewan sudah kembali ke habitatnya seperti orang utan, burung dan beruang madu," katanya.
Sementara di telaga pengelola memelihara beberapa jenis ikan air tawar, di antaranya Mas, Nila, dan Mujair. Ikan tersebut dipelihara di dalam keramba yang ditaruh di tengah telaga.
Yordhen menjelaskan, ikan tersebut aman untuk dikonsumsi sekalipun hidup di kolam bekas tambang. Hal tersebut dibuktikan oleh hasil studi Badan Pengkajian dan Penerapan Teknologi (BPPT) yang menunjukkan air di kolam tersebut masuk kategori A.
"Artinya air di kolam ini layak untuk diminum," imbuhnya.
Lokasi ini juga telah ditetapkan sebagai zona wisata pascatambang oleh pemerintah Kabupaten Kutai Timur pada 1 April 2013. Meskipun demikian lokasi ini belum terbuka untuk masyarakat umum.
Namun dalam beberapa kesempatan, KPC menjadikan lokasi ini sebagai area lomba dayung. Selain itu, beberapa komunitas olahraga seperti motorcross dan sepeda gunung juga sering menjajal kawasan ini.