Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Belum Ada Saingan di Lokal, Mark Dynamics Genjot Produksi

PT Mark Dynamics Indonesia Tbk. menargetkan produksi cetakan sarung tangan berbahan keramik mencapai 645.000 unit per bulan pada 2021.
Karyawan memerhatikan pergerakan Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) di Bursa Efek Indonesia, Senin (29/5)./JIBI-Nurul Hidayat
Karyawan memerhatikan pergerakan Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) di Bursa Efek Indonesia, Senin (29/5)./JIBI-Nurul Hidayat

Bisnis.com, JAKARTA - PT Mark Dynamics Indonesia Tbk. menargetkan produksi cetakan sarung tangan berbahan keramik mencapai 645.000 unit per bulan pada 2021. Pada tahun ini, produksi ditargetkan 420.000 unit per bulan.

Direktur Mark Dynamics Ridwan mengatakan rata-rata pertumbuhan produksi tiap tahun sebesar 10%. Pada 2017, lanjutnya, perseroan menargetkan produksi 420.000 unit per bulan, pada 2020 mencapai 585.000 unit per bulan.

“Pada 2021 mencapai 645.000 unit per bulan,” katanya dalam penjelasan di Bursa Efek Indonesia pada Selasa (6/6/2017).

Direktur Keuangan Mark Dynamics Poh Seng Hiap menambahkan untuk mendukung rencana ekspansi tersebut pada tahun ini perseroan menganggarkan belanja modal (capital expenditure/capex) sebesar Rp23 miliar.

Dari jumlah tersebut, lanjutnya, Rp13 miliar dialokasikan untuk lahan dan gedung yang dananya bersumber dari dana hasil penawaran umum perdana saham (initial public offering/IPO). “Sisanya Rp10 miliar akan dialokasikan untuk pembelian mesin yang dananya menggunakan dana sendiri.”

Pada tahun ini, lanjutnya, dengan produksi sebanyak 420.000 unit per bulan, perseroan menargetkan bisa meraup pendapatan sebesar Rp251,7 miliar dengan laba bersih sebesar Rp31,8 miliar.

Sementara itu, Presiden Direktur Mark Dynamics Indonesia Yeoh Sek Boon menuturkan perusahaannya belum memiliki pesaing di industri tersebut untuk pasar lokal. Di pasar global, perseroan memiliki pangsa pasar 28%.

Yeoh menambahkan saat ini perseroan merupakan satu-satunya produsen cetakan sarung tangan berbahan keramik di Indonesia.

Pesaing perseroan datang dari Malaysia. Pasalnya, negara tersebut merupakan pusat produsen sarung tangan terbesar dunia dengan pangsa pasar 60% dari kebutuhan dunia.

Oleh karena itu, ekspor perseroan mayoritas juga diserap oleh pasar Malaysia sebanyak 65%. Sementara, Thailand dan Vietnam menyerap masing-masing 15% dan 10%. Pasar lokal Indonesia hanya menyerap 10%.

“Keseluruhan permintaan selalu tinggi dan meningkat. Kapasitas tidak mencukupi. Demand selalu melebihi supply. Maka setiap tahun kami tingkatkan kapasitas,” ujarnya.

Direktur Mark Dynamics Ridwan menambahkan penjualan cetakan sarung tangan berbahan keramik tersebut mayoritas berupa kontrak. Dia mengungkapkan salah satu konsumen perseroan di Malaysia merupakan produsen sarung tangan terbesar di dunia.

Sementara untuk bahan baku, lanjutnya, perseroan memang masih 100% impor dari Eropa dan kemudian dioleh oleh tim riset dan pengembangan (research and development/R&D). Dia menilai untuk bahan baku lokal belum bisa memenuhi kualitas yang diinginkan perseroan.

Menurutnya, salah satu hambatan yang dihadapi oleh pelaku industri asal Sumatra Utara ini adalah masih tingginya harga gas. Namun, perseroan masih mampu untuk mengatasinya.

“Kebutuhan gas kami dipasok oleh dua sumber. Harga gas memang masih mahal, tapi masih bisa kami cover. Sekarang harga gas US$9,2 per MMBtu,” ucap Ridwan.


Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Topik

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper