Bisnis.com, JAKARTA - Pemerintah diminta mulai memproses penutupan perlintasan sebidang di Dermoleng, Klonengan, Kretek, dan Kesambi di Jawa Tengah, mengingat flyover segera terbangun di empat titik tersebut.
Akademisi Universitas Katolik Soegijapranata Semarang Djoko Setijowarno mengatakan Kementerian Perhubungan perlu segera melakukan penutupan perlintasan sebidang tersebut karena dapat membahayakan pengguna kendaraan.
Menurutnya, penutupan perlintasan sebidang merupakan kewenangan pemerintah pusat, yakni Kementerian Perhubungan karena berkaitan dengan prasarana.
“Dermoleng, Klonengan, Kretek, dan Kesambi. Dirjen harus menutup empat lintasan sebidang kereta api tersebut kecuali untuk sepeda dan pejalan kaki,” kata Djoko di Jakarta pada Selasa (6/6/2017).
Selain membahayakan pengguna jalan, dia menambahkan perlintasan sebidang tersebut juga berpotensi menyebabkan kemacetan pada jalur mudik Idulfitri rute Pejagan menuju Purwekerto.
Dia menuturkan antrean panjang kendaraan berpotensi terjadi pada empat lintasan sebidang tersebut, mengingat jalur kereta yang tersebut merupakan jalur ganda. Oleh karena itu, paparnya frekuensi perjalanan kereta api pada lintas tersebut cukup padat.
“Bahaya [kalau tidak ditutup] dan [untuk] menghindari antrean panjang pemudik dengan menggunakan moda transportasi lalu lintas. Terlebih, sudah double track,” kata Djoko.
Dalam penutupan perlintasan sebidang, dia mengatakan pemerintah harus berkoordinasi dengan daerah, baik dengan dinas perhubungan daerah dan pemerintah daerah. Terkait waktu penutupan, dia berpandangan seharusnya tidak memakan waktu lama.
Sebelumnya, Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat dalam siaran pers persiapan mudik yang diterima Bisnis pada Jumat (2/6) menunjukkan pengerjaan keempat flyover tersebut telah mencapai 80%.
Secara terperinci, pengerjaan flyover Dermoleng mencapai 84,96%. Kemudian progres pembangunan flyover Klonengan 94,23%, Kesambi 78,68%, dan perkembangan pembangunan flyover Kretek 76,84%.
Kementerian PUPR akan mengerahkan sumber daya yang ada agar pada angkutan Lebaran H-10 sudah berfungsi.
Pada setiap musim mudik Idulfitri, Kementerian PUPR mengungkapkan terdapat 97 kereta melewati perlintasan sebidang tersebut. Kemudian, waktu yang dibutuhkan oleh kereta api untuk melewati perlintasan tersebut mencapai 5 menit.
Oleh karena itu, dalam satu hari diperkirakan terdapat 9 jam arus lalu lintas menjadi terhambat pada titik-titik tersebut.