Bisnis.com, SEOUL— Pemerintah Korea Selatan mengumumkan kebijakan barunya berupa suntikan anggaran tambahan guna mendorong pertumbuhan lapangan kerja.
Dalam keterangan resminya, penasihat ekonomi Presiden Korea Selatan Jang Ha-sung mengatakan, anggaran tambahan akan diumumkan pada Senin (5/6/2017). Dia menegaskan, stimulus tambahan itu tidak secara langsung digunakan untuk memacu pertumbuhan ekonomi nasional.
"Anggaran tambahan ini tidak terkait dengan pertumbuhan ekonomi yang kita lihat sekarang, melainkan untuk mendukung kelas pekerja yang sedang ‘sakit’ saat ini. Stimulus ini akan meningkatkan kualitas hidup mereka," kata Ha-sung seperti dikutip dari Reuters, Minggu (4/6/2017).
Jang yang baru saja diangkat sebagai penasihat ekonomi Presiden Moon Jae-in bulan lalu tersebut menyebutkan, tingkat pengangguran di Korea Selatan telah mencapai tahap mengkhawatirkan. Dia khawatir, penyerapan tenaga kerja Korea Selatan yang rendah akan memicu konflik sosial di tengah proses pemulihan ekonomi nasional.
Tingkat pengangguran secara keseluruhan pada April mencapai 4,2%. Namun, tingkat pengangguran untuk pemuda Korea Selatan berusia 15 sampai 29 tahun baru-baru ini bertahan dalam kisaran dua digit,. Hal itu mem memicu kekhawatiran pada masyarakat kelompok umur produktif nasional.
Anggaran tambahan yang diusulkan pemerintah tersebut akan segera diusulkan ke parlemen untuk disetujui dalam waktu dekat. Akan tetapi, anggota parlemen dari kubu oposisi menyatakan penolakannya pada kebijakan tersebut.
“Rencana itu tidak memenuhi persyaratan legal sesuai undang-undang,” kata pejabat yang enggan disebut namanya tersebut.
Seperti diketahui, Moon dalam kampanyenya sebelumnya telah menjanjikan untuk menjadikan penciptaan lapangan kerja besar-besaran akan menjadi prioritas utamanya selama masa kepemimpinannya.
Hal itu menurutnya akan memberikan dukungan pada proses pemulihan ekonomi Negeri Ginseng yang sedan terjadi saat ini. Adapun perekonomian Korea Selatan tahun ini membaik lantaran didukung oleh pulihnya aktivitas perdagangan global yang berdampak pada sisi ekspor ke Asia.
Pada Mei, Biro Statistik Korea mencatat ekspor naik untuk bulan ketujuh berturut-turut sebesar 13,4%. Kenaikan itu disebabkan oleh meningkatnya permintaan untuk produk utama seperti komponen elektronik semikonduktor dan layar.
Selain itu, dengan didorong oleh pemacuan aktivitas konstruksi, negaa ekonomi terbesar keempat di Asia itu tumbuh 1,1% pada Januari- Maret 2017. Laju pertumbuhan ekonomi periode tersebu tmenjadi yang tertinggi selama enam kuartal terakhir.
Kuatnya pertumbuhan ekonomi Korea Selatan juga memperkuat pandangan pasar dan ekonom bahwa siklus pelonggaran kebijakan Bank Sentral Korea Selatan (BoK) akan segera berakhir. Proses normalisasi suku bunga diperkirakan akan mulai dilakukan pada tahun depan.
Tercatat tingkat suku bunga Korea Selatan saat ini berada pada rekor terendahnya sepanjang sejarah, yakni mencapai 1,25%. Level suku bunga itu diperkirakan akan bertahan setidaknya hingga akhir tahun ini.