Bisnis.com, JAKARTA — PT PLN (Persero) menandatangani delapan kontrak dengan nilai Rp7,2 triliun untuk mendorong percepatan program 35.000 megawatt (MW).
Adapun kontrak-kontrak yang ditandatangani, Kamis (18/5) tersebut terdiri dari pembangunan pembangkit EPC (engineering, procurement, and construction) total kapasitas 735,5 MW dengan biaya Rp 6,28 triliun serta jaringan transmisi.
Untuk pembangkit, perdapat lima proyek di dalamnya. Pertama, MPP Paket 3 dengan total 90 MW yang terdiri dari PLTMG Tanjung Selor 15 MW, PLTMG Biak 15 MW, PLTMG Merauke 20 MW, PLTMG Langgur 20 MW, dan PLTMG Seram 20 MW.
Kedua, MPP Paket 4 dengan total 140 MW yang terdiri dari PLTMG Maumere 40 MW, PLTMG Bima 50 MW, dan PLTMG Sumbawa 50 MW.
Ketiga, MPP Paket 5 dengan total 100 MW yang terdiri dari PLTMG Ambon 30 MW, PLTMG Bau-Bau 30 MW dan PLTMG Jayapura 40 MW.
Keempat, PLTD tersebar Lot III dengan total 77,5 MW di 64 lokasi. Kelima, PLTD tersebar Lot IV dengan total 328 MW di 60 lokasi.
Selain itu, terdapat dua kontrak pengadaan pembangunan transmisi 150 kV di Kalimantan Barat, yakni SUTT 150 kV Tayan – Sanggau, Kalimantan Barat, sepanjang 146 kilometer sirkuit (kms) dan SUTT 150 kV Sanggau - Sekadau, Kalimantan Barat, sepanjang 100 kms.
Adapun satu proyek lagi ditandai dengan surat penunjukan (LoI) proyek MPP Nias dengan kapasitas 25 MW.
Direktur Utama PLN Sofyan Basir mengatakan proyek yang ditandatangani ini sangat strategis, khususnya untuk pembangkit listrik tenaga diesel (PLTD) karena lokasinya yang mencapai lebih dari 400 lokasi dan tersebar di pulau-pulau di Indonesia.
Sebelumnya PLN telah menandatangani proyek pembangunan PLTD tersebar, yakni Lot I total 10,3 MW dan Lot II total 27,2 MW. Dengan demikian, secara keseluruhan total proyek pembangunan PLTD tersebar di seluruh Indonesia mencapai 772 unit atau setara dengan 443 MW.
"Nilainya kalau kita bandingkan dengan pembangkit-pembangkit di jawa tentu tidak besar., tetapi nilai bagi penduduk pulau-pulau tersebut adalah manfaat yang sangat besar yang akan dirasakan. 1-2 MWdi pulau itu sama besarnya, sama pentingnya dengan nilai 1.000 MW di Jawa,” katanya dalam keterangan resmi yang diterima Bisnis, Kamis (18/5).
Dia mengungkapkan hingga saat ini yang sudah ditandatangani hampir 23.000 MW dari total 35.000MW.
Menurutnya, penandatanganan delapan proyek pembangkit dan transmisi ini diharapkan menjadi sebuah awal yang baik bagi kesuksesan Program 35.000 MW. Pembangunan proyek pembangkit ini sendiri direncanakan rampung pada 2018. Dengan begitu, rencana pemerintah untuk mewujudkan target rasio elektrifikasi sebesar 99% pada 2019 dapat tercapai.