Bisnis.com, JAKARTA - PT Angkasa Pura I menargetkan kapasitas waktu alokasi terbang atau slot time di Bandara Ngurah Rai Denpasar menjadi lebih dari 30 pergerakan per jam pada 2018, dari saat ini sekitar 25 pergerakan per jam.
Israwadi, Sekretaris Perusahaan PT Angkasa Pura (AP) I, mengatakan perseroan memang tengah fokus meningkatkan pergerakan pesawat di Bandara Ngurah Rai untuk mendukung perkembangan pariwisata.
“Untuk jangka pendek ini, kami dan AirNav sudah ada rencana untuk meningkatkan aircraft trafik movement di Ngurah Rai. Untuk AP I, peningkatan pergerakan pesawat akan dilakukan melalui pekerjaan fisik,” ujarnya pada Kamis (11/5/2017).
Israwadi mengungkapkan pekerjaan fisik yang akan dilakukan perseroan untuk meningkatkan kapasitas slot time antara lain, penambahan beberapa rapid exit taxiway dan perluasan tempat parkir pesawat (apron).
Rapid exit taxiway adalah taxiway yang dihubungkan dengan landas pacu, di mana bertujuan agar pesawat yang mendarat dapat segera keluar dari landas pacu. Tingkat kecepatan pesawat keluar dari landas pacu ini juga lebih tinggi ketimbang taxiway lainnya.
“Kami akan bangun beberapa rapid exit taxiway yang sesuai dengan ukuran pesawat. Tahun ini, kami harap sudah dikerjakan. Untuk saat ini, kami sedang tunggu izin dari Kementerian Perhubungan,” tuturnya.
Namun, Israwadi tidak menjelaskan secara detail berapa jumlah rapid exit taxiway yang akan dibangun, termasuk nilai investasinya. Meski begitu, dia menegaskan bahwa AP I sudah melakukan sejumlah persiapan untuk merealisasikan hal itu.
Selain rapid exit taxiway, sambungnya, AP I juga berencana memperluas apron. Menurutnya, perluasan apron tersebut juga penting agar upaya perseroan menambah kapasitas slot time di Ngurah Rai dapat berjalan lancar.
“Kami akan memperluas apron yang berada di sisi barat. Sudah diprogramkan dan sudah ada juga anggarannya untuk tahun ini. Namun, untuk apron ini, yang dikerjakan baru hanya untuk bagian sisi darat,” ujarnya.
Israwadi menjelaskan rencana perluasan apron Ngurah Rai tersebut sebenarnya didesain untuk juga memakai sebagian wilayah perairan. Namun, rencana itu masih belum diputuskan hingga saat ini.
Menurutnya, AP I memiliki dua opsi dalam pemanfaatan wilayah perairan untuk perluasan apron tersebut, yakni melalui reklamasi atau memasang tiang beton di atas perairan. Saat ini, perseroan masih melakukan evaluasi terhadap dua opsi tersebut.
“Kalau dari kami, memang pakai reklamasi. Soalnya, rencananya sudah matang. Tinggal cari pasir, dan lainnya. Tapi, kami juga tetap lihat opsi lainnya juga. Yang pasti, kalau reklamasi butuh komunikasi juga ke semua pihak,” katanya.
dalam rencana jangka panjang, AP I juga berencana menambah jumlah landas pacu Bandara Ngurah Rai. Penambahan itu bertujuan untuk memastikan pelayanan bagi para pengguna jasa bandara tetap prima.
Bandara Ngurah Rai saat ini hanya memiliki satu landas pacu dengan panjang 3.000 x 45 meter. Dengan jumlah landas pacu itu, Ngurah Rai telah melayani 139.106 pergerakan pesawat sepanjang 2016.
“Dengan hanya single runway, kondisi ini kurang menguntungkan bagi AP I. Kalau ada yang rusak, maka operasi bandara langsung berhenti. Nah kalau ada double, maka yang satu bisa digunakan, yang satu lagi bisa langsung diperbaiki,” tutur Israwadi.
Dia mengungkapkan rencana penambahan landas pacu saat ini masih dikomunikasikan, baik kepada Kemenhub maupun pemerintah daerah mengingat lahan yang ada di Bandara Ngurah Rai sudah terbatas.
Sementara itu, Ketua Penerbangan Berjadwal Indonesia National Air Carriers Association (INACA) Bayu Sutanto mengatakan upaya meningkatkan kapasitas waktu alokasi terbang atau slot time di Ngurah Rai sampai saat ini belum signifikan.
“Padahal, operator penerbangan yang ingin buka rute baru atau tambah frekuensi itu banyak sekali, baik dari nasional maupun asing. Namun, karena runway di sana cuma satu, yah enggak bisa,” ujarnya.
Bayu menilai Bali merupakan salah satu destinasi utama yang paling diincar oleh maskapai. Hal itu terlihat dari tingkat keterisian kursi pesawat (load factor) yang cukup besar, termasuk ketika pada low season.
Fasilitas Bandara Ngurah Rai 2016
------------------------------------------------------------
Fasilitas Existing
------------------------------------------------------------
Landas pacu 3.000x45 m
Aviobridge 30 unit
Terminal Internasional 121.785 m2
Terminal Domestik 67.883 m2
Kapasitas Penumpang 23,78 orang
Apron 290.045 m2
Type E (B747-400/A330/B777) 12 pesawat
Type C (B737) 20 pesawat
Type B (ATR) 6 pesawat
------------------------------------------------------------
Sumber: PT Angkasa Pura I, diolah