Bisnis.com, JAKARTA - PT Perusahaan Listrik Negara (Persero) siap menampung kebutuhan listrik di Kalimantan Barat dengan mengoperasikan dua pembangkit listrik.
Kedua pembangkit itu adalah Pembangkit Listrik Tenaga Gas (PLTG) Mobile Power Plant (MPP) 4x25 megawatt (MW) di Mempawah dan Pembangkit Listrik Tenaga Uap (PLTU) 2x10 MW di Ketapang.
Direktur Bisnis Regional Kalimantan PLN Djoko R. Abumanan mengatakan, daya mampu sistem kelistrikan khatulistiwa saat ini mencapai 400 MW, dengan surplus daya lebih dari 100 MW.
"Dengan demikian PLN memastikan ketersedian listrik bagi calon pelanggan yang akan berivestasi di Kalimantan Barat," katanya, melalui keterangan tertulis, Senin (8/5/2017).
Untuk mengantisipasi pertambahan pelanggan, PLN juga tengah membangun sejumlah infrastruktur kelistrikan yang masuk dalam program 35.000 MW, diantaranya pembangunan PLTG Pontianak Peaker 100 MW di Kabupaten Mempawah yang ditargetkan beroperasi pada 2018, serta PLTU Kalbar 1 berkapasitas 2x100 MW di Kabupaten Bengkayang yang akan selesai pada 2019.
Untuk memperkuat keandalan listrik di sistem khatulistiwa, PLN juga membangun transmisi 150 kilovolt (kV) sepanjang 1.884 kms yang terdiri dari Bengkayang-Ngabang-Tayan-Siantan 474 kms selesai pada 2017, Tayan-Sanggau 750 kms di 2018 serta Sanggau-Sekadau-Sintang, Ketapang-Sukadana dan Ketapang-Kendawangan 660 kms pada 2019. Hingga Maret 2017 jaringan transmisi 150 kV yang sudah selesai sepanjang 458.56 kms.
Selanjutnya guna mencapai rasio elektrifikasi 93,75% di 2019, PLN juga akan membangun 26 Gardu Induk (GI) tersebar di Wilayah Kalimantan Barat sebesar 930 MVA yang terdiri dari 9 unit berkapasitas 330 MVA pada 2017, 12 unit berkapasitas 390 MVA di 2018 dan 5 unit berkapasitas 210 MVA di 2019.
Ketersedian listrik ini juga akan mensupplai kebutuhan di berbagai kawasan pengembangan industri, seperti di Semparuk, Mandor, Tayan, Manismata, Sukaramai, Tanjung Api dan Ketapang.
Disisi pelayanan pelanggan, PLN juga mencanangkan program aggressive marketing 5.555 Pasang Baru setiap bulan. Termasuk kerjasama dengan asosiasi dan lembaga pengembangan perumahan dan konstruksi untuk mensupport percepatan pasang baru.
Kelistrikan di Kalimantan Barat juga berperan dalam pengembangan energi baru dan terbaharukan (EBT), dimana hingga saat ini, PLN Wilayah Kalimantan Barat telah mengoperasikan pembangkit PLTMh dan PLTS dengan total kapasitas sebesar 8,9 MW.
"PLN juga telah menandatangani kerjasama dengan pihak swasta untuk mengembangkan pembangkit EBT menggunakan limbah kelapa sawit dengan total kapasitas 38 MW yang rencananya akan dibangun di Tayan, Siantan, Sukadana, Meliau dan Balai Karangan," kata Djoko.