Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Pabrik Terus Ekspansif

Perusahaan manufaktur di Tanah Air kian ekspansif digerakkan oleh peningkatan daya beli masyarakat dan permintaan ekspor yang naik. Output manufaktur diyakini kian membaik setelah sempat melemah pada awal tahun.
Badan mobil baru dalam proses produksi di pabrik PT Mitsubishi Motors Krama Yudha Indonesia, di Cikarang, Bekasi, Jawa Barat, Selasa (25/4)./Bloomberg-Dimas Ardian
Badan mobil baru dalam proses produksi di pabrik PT Mitsubishi Motors Krama Yudha Indonesia, di Cikarang, Bekasi, Jawa Barat, Selasa (25/4)./Bloomberg-Dimas Ardian

Bisnis.com, JAKARTA – Perusahaan manufaktur di Tanah Air kian ekspansif digerakkan oleh peningkatan daya beli masyarakat dan permintaan ekspor yang naik. Output manufaktur diyakini kian membaik setelah sempat melemah pada awal tahun.

Data Nikkei Purchasing Manufacturing Index (PMI) yang dikeluarkan HIS Markit menunjukkan indeks manufaktur naik ke level 51,2 pada April, dari level 50.5 pada Maret. Indeks di atas 50 menunjukkan produksi pabrik meningkat sepanjang 2 bulan terakhir.

Ekonom IHS Markit Pollyanna De Lima menyampaikan kinerja manufaktur Indonesia mulai terdongkrak pada April karena permintaan ekspor naik untuk pertama kalinya, setelah terus menunjukkan kontraksi sejak September 2016.

“Perusahaan manufaktur Indonesia memulai kuartal kedua 2017 dengan pertumbuhan produksi yang cukup baik. Yang harus diperhatikan adalah ada ancaman inflasi yang datang dari nilai tukar rupiah terhadap dolar yang terdepresiasi,” kata Pollyanna, mengiringi laporan IHS Markit, Selasa (2/5).

Data tersebut menunjukkan perubahan paling signifikan pada April yaitu situasi pasar yang menunjukkan perbaikan. Permintaan atas barang manufaktur meningkat sejak Maret, sehingga mengurangi stok persediaan barang di gudang.

Kendati perusahaan terus berekspansi, laporan mencatat serapan tenaga kerja pada April justru menurun. Pollyanna menyebut dalam waktu dekat, penyerapan tenaga kerja diyakini membaik seiring animo perusahaan untuk meningkatkan kapasitas produksi.

“Kenaikan output belum mampu meningkatkan serapan tenaga kerja. Namun dengan laju ekspansi yang cukup cepat, perusahaan akan mempertimbangkan untuk merekrut lebih banyak pekerja dalam waktu dekat. Apalagi jika permintaan barang tetap stabil,” jelas Polyanna.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel


Penulis : Dara Aziliya
Editor : Ratna Ariyanti
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper