Bisnis.com, PONTIANAK - Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat optimis jalan paralel perbatasan Kalimantan Barat sepanjang 850 Kilometer akan rampung akhir 2018, meski tak seluruhnya dilapisi aspal akibat keterbatasan anggaran pemerintah.
Kepala Bidang Preservasi dan peralatan Balai Besar Pelaksanaan Jalan Nasional (BBPJN) IX Direktur Jenderal Bina Marga Refly Tangkere menyampaikan jalan paralel perbatasan Kalimantan Barat (Kalbar) yakni dari Nanga Badau, Entikong, Aruk, hingga menuju Temajok sudah dapat diakses akhir tahun depan. Namun, jalan tak seluruhnya dilapisi aspal, ada pula jalan agregat yang padat dan tahan cuaca.
"Jalan paralel akhir 2018 sudah tembus dan fungsional paling lambat 2019, meski tak teraspal semua 850 Km-nya, yang penting terbuka jalannya. Targetnya nanti 42% aspal, 58% agregat," ujar Refly saat memantau jalan paralel perbatasan Kalimantan Barat, Kamis(27/4/2017).
Berdasarkan laporan per 26 April 2017, jalan teraspal tercatat 289,3 km, jalan agregat 93,65, hutan yang belum terbuka 278,2 km, dan jalan tanah 188,6 km.
Prediksinya, sampai akhir 2017 akan terjadi perkembangan pembangunan, yakni jalan teraspal sepanjang 323,57 km, jalan agregat bertambah menjadi 129,39 km. Sementara itu, hutan belum terbuka akan berkurang menjadi 107,36 dan beralih menjadi jalan tanah yang akan bertambah menjadi 290 km.
Baca Juga
Kebutuhan dana pembangunan jalan paralel Kalbar pada 2017-2018 diestimasi mencapai Rp2,9 triliun. Namun pemerintah baru mengalokasikan dana Rp500 miliar tahun ini.
Pemerintah pusat memang melakukan penghematan anggaran demi menyeimbangkan neraca anggaran penerimaan dan belanja negara. Di sisi lain, jalur dengan status jalan nasional di wilayah Kalimantan juga bertambah sehingga alokasi dana kembali terbagi.
Asep Syarip, Kepala Satuan Kerja Paralel Perbatasan Kalbar BBPJN XI, menyampaikan pihaknya akan melakukan pengaspalan berdasarkan asas prioritas, yakni mendahulukan wilayah-wilayah permukiman yang terdapat banyak warga pengguna jalan.
Menurut catatan, jalan nasional di Kalbar tercatat sepanjang 2.117 km, termasuk sekitar 200 km jalan paralel. Sementara itu, jalan khusus paralel perbatasan diketahui 650 km, sehingga total jalan paralel jika digabungkan dengan yan berstatus nasional menjadi 850 km.
Salah satu hambatan, lanjutnya, terdapat beberapa titik wilayah yang berstatus hutan lindung sehingga sulit dilakukan pembukaan jalan. Namun hal itu akan segera diatasi dengan bantuan pemerintah pusat.
Sebagai informasi, pembangunan jalan paralel perbatasan, dilakukan Kementerian PUPR bersama Zeni TNI yang membentang dari Kalimantan Utara (Kaltara) hingga Kalimantan Barat (Kalbar) sepanjang 1.900 Km.
Dengan bertambahnya panjang jalan yang bisa diselesaikan tahun ini, total jalan perbatasan Kalimantan yang berhasil tembus menjadi sepanjang 1.582 Km, di antaranya sepanjang 520,85 Km merupakan pembukaan jalan baru. Jalan baru tersebut dibuka dalam tiga tahun terakhir (2015-2017). Sementara jalan belum tembus 318 Km akan dituntaskan pada tahun 2018.
Pembangunan kawasan perbatasan sebagai beranda depan negara menjadi program prioritas Kementerian PUPR.
Sepuluh ruas jalan paralel perbatasan yang dibangun tahun ini terbagi di Kalbar sepanjang 81,3 Km yakni ruas Temajo-Aruk yang akan dikerjakan ZENI 16 sepanjang 6,85 Km. Siding-Entikong dikerjakan ZENI 16 sepanjang 25,9 Km, Rasau-BTS. Kapuas Hulu akan dikerjakan ZENI 17 sepanjang 8,55 Km.
Nanga Era-BTS. Kaltim 1 akan dikerjakan ZENI 19 sepanjang 12 Km, dan Nanga Era-Batas Kaltim 2 akan dikerjakan ZENI 18 sepanjang 28 Km.
Ruas jalan di Kaltim sepanjang 40 Km yakni Long Pahangan-Long Boh sepanjang 20 Km dikerjakan ZENI 4 dan Bts Kalbar-Tionghoang sepanjang 20 Km akan dikerjakan ZENI 3.
Sementara di Kalimantan Utara sepanjang 39,8 Km, ruas jalan yang dibangun adalah Mensalong-Toulumbis akan dikerjakan ZENI 8 sepanjang 15 Km, Long Kemuat-Langap-Malinau sepanjang 12 Km akan dikerjakan ZENI 9, dan Long Nawang-LG. Pujungan akan dikerjakan ZENI 10 sepanjang 12,8 Km.