Bisnis.com, JAKARTA — Kepala Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM) Thomas Lembong mengatakan evaluasi kerja sama ekonomi akan dilakukan dalam perundingan strategic partnership dengan Amerika Serikat. Investasi di bidang digital dan sektor jasa disasar.
Selama ini, Lembong mengatakan dari realisasi investasi AS selama 2012—2016, sebanyak 90% merupakan investasi di bidang pertambangan dan migas.
Padahal, Lembong mengatakan era komoditas sudah memudar sehingga evaluasi untuk meningkatkan investasi di sektor potensial jadi prioritas. Investasi yang disoroti adalah yang berbasis digital dan jasa.
"Ini tepat waktu sekali, saat yang baik untuk evaluasi ulang hubungan ekonomi antara AS-Indonesia yang lebih mencerminkan abad ke-21, yaitu lebih ke teknologi dan sektor jasa," katanya usai pertemuan bilateral di Istana Wakil Presiden, Kamis (20/4/2017).
Untuk mencapai realisasi investasi di bidang digital, Lembong mengaku AS sangat menunggu kepastian regulasi Indonesia perihal kebebasan dan larangan data.
Menurut Lembong, regulasi mengenai pelarangan data menjadi salah satu kesulitan untuk mendapatkan investasi dalam jumlah besar di sektor digital.
"Saya kira mereka masih agak menunggu kepastian hukum di Indonesia, termasuk AS menunggu keputusan pemerintah Indonesia bahwa kita akan go global, tidak hanya lokal," ujarnya.
Lembong mengatakan bulan depan Menteri Luar Negeri Retno Marsudi akan menindaklanjuti dialog strategic partnership dengan pemerintah AS di Washington, AS.
Tahun lalu, nilai investasi AS tahun lalu mencapai US$1,16 miliar dengan total 540 proyek.