Bisnis.com, JAKARTA - Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat tengah membangun jalan bawah tanah atau underpass Simpang Lima Mandai di Kota Makassar, Sulawesi Selatan.
Pembangunan jalan bawah tanah ini bertujuan untuk mengatasi kemacetan di Simpang Lima Mandai dengan memisahkan lalu lintas ekonomi regional Makassar— Maros—Parepare dengan lalu lintas keluar masuk Bandara Sultan Hasanuddin.
Kepala Balai Besar Pelaksanaan Jalan Nasional XIII Makassar Bastian S. Sihombing mengatakan, seminggu atau H-7 Lebaran, jalan bawah tanah tersebut akan difungsikan dengan kondisi sudah perkerasan beton bertulang, termasuk median jalannya.
"Kami instruksikan kontraktror untuk bekerja tiga shift selama 7 hari seminggu sehingga target fungsional H-7 Lebaran bisa tercapai. Kami akan lengkapi underpass ini dengan aksesori yang dipersyaratkan sesudahnya" ujarnya melalui siaran pers, Rabu (19/4).
Pembangunan jalan bawah tana ini ini dijadwalkan akan rampung pada 11 Juli 2017, tetapi memperlancar arus mudik Lebaran, jalan itu dibuka untuk dapat dilalui kendaraan pada masa Lebaran atau sekitar 19 Juni 2017. Hal ini dimaksudkan untuk melayani lalu lintas regional maupun keluar masuk bandara yang akan memuncak.
Jalan bawah tanah ini memiliki panjang efektif 1.050 meter dengan konstruksi terowongannya sepanjang 110 meter. Saat ini terowongan baik dari arah Makasar dan arah Maros dengan lebar 2 x 9 meter sudah selesai.
Secara keseluruhan progres fisik konstruksi kini sudah mencapai 74,77%, termasuk sistem drainase dan pintu air untuk mengantisipasi terjadinya genangan pada terowongan akibat kenaikan elevasi banjir dari sungai terdekat.Pembiayaannya menggunakan dana dari anggaran pendapatan belanja negara tahun jamak tahun anggaran 2015—2017 dengan biaya Rp169,63 miliar. Kontraktor pelaksana proyek adalah PT Adhi Karya Tbk. dan PT Wijaya Karya Tbk.