Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Proyek Kabel Bawah Laut Sumatra-Jawa Dilanjutkan, Aliran Listrik Diubah

Proyek High Voltage Direct Current (HVDC) atau kabel bawah laut tegangan tinggi arus searah untuk Sumatra-Jawa akan tetap dibangun, sesuai dalam revisi Rencana Usaha Penyediaan Tenaga Listrik (RUPTL) 2017-2026.
Menteri ESDM Ignasius Jonan meninjau pengembangan mesin Pembangkit Listrik Tenaga Gas dan Uap (PLTGU) Medan Belawan, Sumatra Utara, Jumat (31/3)./Antara-Septianda Perdana
Menteri ESDM Ignasius Jonan meninjau pengembangan mesin Pembangkit Listrik Tenaga Gas dan Uap (PLTGU) Medan Belawan, Sumatra Utara, Jumat (31/3)./Antara-Septianda Perdana

Bisnis.com, JAKARTA - Proyek High Voltage Direct Current (HVDC) atau kabel bawah laut tegangan tinggi arus searah untuk Sumatra-Jawa akan tetap dibangun, sesuai dalam revisi Rencana Usaha Penyediaan Tenaga Listrik (RUPTL) 2017-2026.

Namun, Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral Ignasius Jonan mengubah aliran listrik 500 kv tersebut menjadi dari Jawa ke Sumatra. Sebelumnya, proyek ini dibangun untuk megaliri listrik dari Sumatra ke Jawa.

Jonan mengungkapkan, Pulau Jawa kelebihan daya listrik atau surplus sekitar 5.000 mw setelah tahun 2012 mendatang. Hal ini dikarenakan Jawa mendapat porsi sangat besar di program 35.000 MW. ke Sumatera.HVDC bakal mulai dibangun pada 2021 dan targetnya rampung di 2024.

“Pemerintah sepakat dengan PLN, mengubah aliran listrik, yang semula dari Sumatra ke Jawa dan kini dibalikkan. Karena Jawa akan mengalami kelebihan daya 5.000 MW," kata Jonan menjawab wartawan di Gedung Direktorat Jenderal Ketenagalistrikan Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral, Jakarta, Senin (10/4/2017).

Jonan mengatakan, proyek HVDC ini awalnya dibangun untuk memasok listrik dari Sumatra Bagian Selatan ke Jawa. Proyek itu sempat menjadi polemik pada tahun lalu. Menteri ESDM kala itu,Sudirman Said ingin HVDC tetap dibangun karena beban di jawa sudah sangat maksimal.Pembangkit mulut tambang dibangun di Sumatera Selatan, lalu listriknya dialirkan ke Jawa melalui HVDC agar tidak over load.

Sementara itu, PLN sempat ingin mengahapuskan HVDC dari RUPTL. PLN beralasan tidak logis jika Sumatra memasok listrik ke Jawa, padahal Sumatra masih kekurangan listrik. Jonan mengatakan daerah yang kelebihan pasokan daya seharusnya mengirimkan listrik ke daerah yang mengalami kekurangan.

Pada RUPTL 2017-2026, pertumbuhan kebutuhan listrik di Sumatera diperkirakan sebesar 11,2% per tahun dengan estimasi pembangkit listrik sebesar 21.013 MW pada 2026. Sedangkan kondisi saat ini, Sumatera baru memiliki pembangkit dengan daya mampu 8.755,42 MW.


Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Editor : Fajar Sidik

Topik

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper