Bisnis.com, BANJARMASIN - PT Reswara Minergi Hartama memanfaatkan momentum kenaikan harga batu bara yang relatif baik untuk menggenjot produksi tambang pada 2017.
Dirut Reswara Feriwan Sinatra mengemukakan perusahaan tambang terintegrasi itu akan meningkatkan produksi dari tambang batu bara di Aceh yang memiliki kapasitas besar.
"Saat ini ada peningkatan pasar untuk [batu bara] kalori rendah. Dulu kalori yang itu sulit dipasarkan, sekarang permintaan kalori 2800 sudah banyak karena yang kalori tinggi jumlahnya sudah terbatas dan akan berkurang [cadangannya]," kata Feriwan, di Banjarmasin, Senin (27/3/2017)..
Menurut dia, peningkatan produksi itu didorong oleh naiknya permintaan dari pasar dalam dan luar negeri. Konsumsi batu bara domestik dalam lima tahun terakhir meningkat kira-kira 15% setiap tahunnya.
Dia mengatakan bila program nasional pengadaan listrik sebesar 35.000 mega watt berjalan maksimal, atau terealisasi tiga per empat dari target, akan meningkatkan peluang pasar di dalam negeri.
"Kita secara korporat juga memaksimalkan promosi di dalam negeri, mengantisipasi kalau ada gejolak di pasar luar negeri yang kita nggak tahu. Apalagi sebagian besar market kita di China," tuturnya.
Baca Juga
PT Reswara memproduksi batubara termal dengan kandungan abu dan sulfur rendah. Reswara memiliki IUP Operasi Produksi Batu bara melalui entitas anak yaitu PT Tunas Inti Abadi (TIA) yang beroperasi di Kalimantan Selatan serta PT Mifa Bersaudara dan PT Bara Energi Lestari yang beroperasi di Aceh.
Luasan wilayah IUP TIA adalah 3.085 hektar dan diperkirakan memiliki 52 juta metrik ton cadangan batu bara dan 106 juta metrik ton sumber daya batu bara.
Pada Desember 2010, Perseroan mendirikan PT Pelabuhan Buana Reja (PBR), anak perusahaan yang bergerak di bidang pengusahaan terminal dan fasilitas pelabuhan lainnya.