Bisnis.com, JAKARTA— Jaringan listrik yang terkoneksi antara Kalimantan Barat dan Sarawak Malaysia diharapkan membawa manfaat besar bagi perekonomian masyarakat sekitar.
Hal tersebut disebutkan oleh Direktur Jenderal Ketenagalistrikan Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Jarman saat menerima kunjungan dari Humas PT Perusahaan Listrik Negara (Persero) Wilayah Kalimantan Barat.
Perencanaan interkoneksi Kalbar-Serawak melalui jalur 275 kV sebenarnya sudah dilaksanakan sejak 2008, di mana beban puncak di Kalimantan Barat diprediksi akan tumbuh 7% per tahun. PLN dalam hal ini telah membatasi pengembangan pembangkit di Kalimantan Barat, sementara Sarawak memiliki kelebihan daya.
“Dengan cara seperti ini, pembangkit-pembangkit diesel di Kalimantan Barat hanya digunakan sebagai cadangan,” kata Jarman dalam situs resminya yang dikutip Bisnis, Kamis (23/3/2017).
Sistem kelistrikan interkoneksi antarnegara sedang digalakkan di kawasan di Asia Tenggara. Praktek sistem interkoneksi yang disebut dengan ASEAN Power Grid ini telah dilakukan antara Thailand dan beberapa negara tetangga di utara, maupun dengan kawasan di utara Malaysia.
“Praktik interkoneksi ini merupakan implementasi ASEAN Power grid untuk memperkuat keandalan listrik di kawasan Asia tenggara,” ungkap Jarman.
Sistem interkoneksi selanjutnya yang akan berjalan di Indonesia adalah sistem interkoneksi Riau – Semenanjung Malaysia di mana Indonesia yang menggunakan bahan bakar batubara akan mengekspor listrik ke semenanjung Malaysia yang harga listriknya cukup mahal.