Bisnis.com, SUBANG – Kapasitas produksi beton pracetak saat ini baru mencapai 15%-20% kebutuhan beton untuk konstruksi secara nasional.
Wilfred A. Singkali, Ketua Umum Asosiasi Perusahaan Pracetak dan Prategang Indonesia (AP3I) mengatakan sampai dengan saat ini, kapasitas produksi beton pracetak baru sekitar 25 juta ton per tahun atau 15%-20% dari kebutuhan beton untuk konstruksi nasional.
“Sisanya masih dengan sistem konvensional [cor di tempat],” kata, Sabtu (11/3/2017).
Direktur Operasional PT Wijaya Karya Beton Tbk (WTON), Ferry Hendriyanto mengatakan pada dasarnya memang penggunaan beton cor di tempat seperti readymix masih lebih tinggi dibandingkan dengan penggunaan pracetak.
“Namun, sesuai arahan Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat, harapannya 2017 ini 30% dari total kebutuhan kita untuk konstruksi disuplai oleh precast [pracetak],” ujar Ferry.
Sekretaris Perusahaan WTON, Puji Haryadi berujar korporasinya akan terus melakukan edukasi terkait penggunaan beton pracetak. Pasalnya, pemakaian beton pracetak lebih efektif dan efisien.
Apalagi, jika melihat dari sisi waktu ada efisiensi sekitar 60%-80% dibandingkan beton cor di tempat.
“Biaya agak lebih mahal, tapi kalau melihat dari sisi efisiensi waktu sebenarnya lebih bagus pake pracetak. Apalagi, kualitasnya juga terjamin karena kita ada tes di pabrik,” imbuh Puji.