Bisnis.com, JAKARTA — Budaya patriarki masih menjadi kendala bagi perempuan Indonesia mengembangkan karier dan bisnis.
Wakil Ketua Umum Kadin Bidang Hubungan Internasional, Kadin Indonesia, Shinta Widjaja Kamdani mengatakan hal yang sama. Pengaruh budaya membuat peran perempuan dalam dunia bisnis masih terbatas dibandingkan pria.
Dia menjelaskan banyak perempuan membatasi perkembangan karier dan bisnis di level tertentu agar bisa menyediakan lebih banyak waktu buat rumah tangga.
“Jadi dia tidak begitu memikirkan karier, tetapi memikirkan rumah tangga. Memilih stay di mid-level management karena berpikir nanti sulit menyeimbangkan keduanya. Jadi bukan karena tidak ada potensi,” katanya, Kamis (9/3/2017).
Shinta mengatakan solusi dari permasalahan tersebut adalah memberikan ruang kepada perempuan dalam karier lewat kebijakan khusus seperti kewajiban penyediaan tempat perawatan anak di tempat kerja, tempat menyusui, hingga cuti untuk ayah (paternity leave).
Dia menambahkan perempuan juga bisa diberikan keistimewaan dalam program kewirausahaan, peningkatan kemampuan (capacity building), dan bantuan permodalan.
“Misalnya dalam pengucuran kredit usaha rakyat. Di situ, terlihat hampir semuanya mengalir ke pria. Ke perempuan sangat sedikit. Harus ada cara agar lebih banyak dana itu mengalir ke pengusaha perempuan,” kata Shinta.
Laporan Mastercard Index of Women Entrepreneurs (WIME) menempatkan Indonesia pada peringkat 32 dari 54 negara dalam indeks pengusaha perempuan.
Laporan Mastercard menunjukkan Indonesia menempati posisi moderat dalam hal kemajuan permpuan dalam bisnis, posisi tinggi dalam hal akses finansial, dan posisi yang rendah dalam hal kondisi yang menunjang perempuan berwirausaha.