Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Demi Keamanan, Pemkot Malang Kirim Sampel Cabai Impor ke BPOM

Pemkot Malang mengirim sampel cabai impor yang beredar di pasar-pasar tradisional ke Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM).
Ilustrasi
Ilustrasi

Bisnis.com, MALANG—Pemkot Malang mengirim sampel cabai impor yang beredar di pasar-pasar tradisional ke Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM).

Kepala Dinas Perdagangan Kota Malang Wahyu Setianto mengatakan, bagaimana pun kualitas cabai impor belum terbukti keamanannya untuk dikonsumsi. Karena itulah perlu dicek ke lembaga yang berwenang, BPOM, agar masyarakat tidak menjadi korban karena mengkonsumsi komoditas pangan impor tersebut.

“Senin (6/3/2017), sampel dari cabai impor kami kirim ke BPOM,” ucapnya di Malang, Rabu (8/3/2017).

Jika hasil pengujian  BPOM menyebutkan bahwa cabai impor aman dikonsumsi, pihaknya tidak melarang masyarakat untuk berdagang komoditas tersebut karena memang tidak ada larangan.

Namun jika ternyata bahwa cabai impor asal China dan India tidak aman untuk kesehatan, maka pihaknya bekerja sama dengan Dinas Kesehatan akan melakukan sosialisasi kepada masyarakat untuk tidak mengkonsumsi dan tidak berjualan komoditas tersebut.

Kekhawatiran bahwa cabai impor tidak aman dikonsumsi terkait dengan kemungkinan masih adanya residu pestisida yang tinggi sehingga berbahaya untuk dikonsumsi. Bisa juga komoditas tersebut mengandung bahan berbahaya lainnya.

Dia berharap, masyarakat mengkonsumsi cabai lokal karena terbukti aman untuk dikonsumsi. Budidaya petani lokal atas komoditas lebih sehat.

Beredarnya cabai impor di pasar-pasar tradisional diperkirakan berlangsung sejak dua pekan lalu. Hal itu terkait dengan masih tingginya harga cabai rawit yang saat ini berada di kisaran Rp120.000-Rp130.000/kg.

Cabai impor hanya dipatok Rp70.000/kg, namun kondisinya kering, tidak segar seperti cabai rawit lokal.

Asan Aji, pemilik warung di Jl Gede Kota Malang, mengaku lebih senang membeli cabai rawit lokal daripada impor meski harganya lebih mahal. “Pertimbangannya untuk keamanan,” ujarnya.

Selain itu, dia biasanya menggunakan cabai segar daripada cabai kering. Sedangkan cabai impor kebanyakan sudah kering tidak cocok untuk memenuhi kebutuhan bahan bumbu masakan warungnya.

“Setiap hari saya membeli 1kg cabai rawit. Biasanya dikirim pedagang keliling dengan harga mencapai Rp140.000/kg,” ujarnya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel


Penulis : Choirul Anam
Editor : Saeno

Topik

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper