Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Kembangkan IKM, Kemenperin Andalkan E-Smart

Kementerian Perindustrian mendorong para pelaku industri kecil dan menengah (IKM) untuk memanfaatkan marketplace untuk memasarkan produknya.
Perajin menyelesaikan pembuatan batik di Kampung Ciroyom, Tasikmalaya, Jawa Barat. Industri batik adalah salah satu jenis IKM yang terus berkembang./Antara
Perajin menyelesaikan pembuatan batik di Kampung Ciroyom, Tasikmalaya, Jawa Barat. Industri batik adalah salah satu jenis IKM yang terus berkembang./Antara

Bisnis.com, JAKARTA - Kementerian Perindustrian mendorong para pelaku industri kecil dan menengah (IKM) untuk memanfaatkan marketplace untuk memasarkan produknya. Program keterhubungan antara industri dan marketplace tersebut dirancang dengan nama E-Smart.

Dirjen IKM Kemenperin Gati Wibawaningsih menyampaikan lewat program e-Smart IKM, diharapkan marketplace dapat lebih optimal dalam menjadi showcase produk sendiri dan bukan menjadi reseller produk negara lain.

“E-smart IKM menjadikan virtual sentra IKM, mediator IKM dengan e-commerce serta menjadikan branding IKM yang diintegrasikan dengan marketplace dan e-commerce yang telah ada dan beroperasi di Tanah Air,” katanya melalui keterangan resmi pada Minggu (5/3/2017).

Gati menambahkan pada 2017, pihaknya akan fokus untuk pembenahan database IKM di Indonesia. Data tersebut nantinya menjadi dasar dalam menjalankan program-program pengembangan IKM nasional yang dijalankan Kemenperin.

Ditjen IKM mencatat nilai tambah IKM pada 2014 tahun sekitar Rp373 triliun menjadi Rp439 triliun pada 2015 atau naik 17,6 persen. Jumlah tersebut berdasarkan data Badan Pusat Statistik (BPS) yang diolah Ditjen IKM Kemenperin.

Menurut Gati, IKM juga berperan penting dalam penyerapan tenaga kerja di dalam negeri karena sebagai sektor mayoritas dari populasi industri di Indonesia.

Pada 2016, IKM tumbuh mencapai 165.983 unit atau meningkat 4,5 persen dibandingkan dengan 2015. Sedangkan pada 2017, jumlah IKM ditargetkan mencapai 182.000 unit dengan menyerap tenaga kerja 400.000 orang.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel


Penulis : Dara Aziliya

Topik

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper