Bisnis.com, JAKARTA—Indeks harga konsumen bulanan pada Februari 2017 tercatat inflasi sebesar 0,23%.
Berdasarkan data Bloomberg, ekonomi Indonesia yang tercermin dalam indeks harga konsumen bulanan pada Februari 2017 adalah terjadi inflasi sebesar 0,23%, setelah pada bulan sebelumnya terjadi inflasi 0,97%.
Sementara itu, indeks harga konsumen tahunan (yoy) tercatat inflasi 3,83%, setelah pada bulan sebelumnya tercatat 3,49%.
Inflasi Februari 2017 tersebut lebih rendah dari prediksi BI dan sejumlah ekonom.
Dari 12 ekonom yang disurvei, Bloomberg memperkirakan inflasi bulanan Februari 2017 berada pada kisaran 0,30%.
Video Berita: Laju Inflasi Februari 2017
Adapun, seluruh ekonom dalam survei Bisnis sepakat mengestimasi adanya inflasi pada Februari 2017. Sebanyak 10 ekonom dari berbagai instansi lembaga memproyeksi inflasi dengan nilai median 0,32% (month-to-month/mtm), atau 3,91% (year-on-year/yoy), padahal pada Februari dalam dua tahun sebelumnya, yakni 2015 dan 2016 terjadi deflasi masing-masing 0,36% dan 0,09%.
Ekonom PT Bank Permata Tbk. Josua Pardede mengatakan dampak dari kenaikan tarif listrik khususnya bagi pelanggan pascabayar masih terefleksi sebagian pada inflasi Februari 2017. Apalagi, dampak pada Januari lebih terasa untuk pelanggan prabayar.
Sementara itu, berdasarkan catatan Bisnis.com, Gubernur Bank Indonesia Agus Martowardojo mengungkapkan bank sentral masih berkeyakinan inflasi Februari 2017 akan berada di kisaran 0,35% atau lebih rendah dari inflasi Januari. "Kelihatan ada penurunan dibandingkan bulan lalu sehingga bisa jaga ini terus ke depan," ujarnya.
Sekalipun ada pengaruh banjir pada tanaman holtikultura, dia mengatakan Presiden telah membirkan arahan kepada semua pihak termasuk pemda, agar kekurangan pasokan di suatu daerah dapat dipenuhi dengan pasokan dari dalam negeri.
Inflasi | (%) |
Februari | +0,23 |
Januari | +0,97 |
Desember | +0,42 |
November | +0,47 |
Oktober | +0,14 |
Sumber: Bloomberg