Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Kilang Bontang: Pertamina Akan Tambah Saham

PT Pertamina (Persero) akan menambah kepemilikan sahamnya dalam proyek Kilang Bontang karena dalam tahap awal perseroan hanya akan menguasai 5% hingga 25% sesuai dengan kemampuan pendanaan.
Kilang minyak Bontang/Istimewa
Kilang minyak Bontang/Istimewa
Bisnis.com, JAKARTA--PT Pertamina (Persero) akan menambah kepemilikan sahamnya dalam proyek Kilang Bontang karena dalam tahap awal perseroan hanya akan menguasai 5% hingga 25% sesuai dengan kemampuan pendanaan.
 
Senior Vice President Business Development Direktorat Mega Proyek Kilang dan Petrokimia Pertamina Iriawan Yulianto mengatakan pada tahap awal perseroan hanya akan menguasai saham 5% hingga 25%. 
 
Pertimbangannya, yakni tingginya dana yang dibutuhkan yang mencapai US$12 miliar sementara perseroan menjalankan lima proyek kilang lainnya bersamaan. 
 
Adapun, nantinya akan dibentuk kemitraan berupa perusahaan patungan atau joint venture. Dalam kurun waktu 10 hingga 20 tahun, kepemilikan saham perseroan akan ditambah.
 
"Kami berharap dalam kurun 10 tahun hingga 20 tahun akan menambah kepemilikan saham menjadi lebih dari 50% tapi pada tahap awal kami hanya akan sebagai pemegang saham minoritas," ujarnya dalam Project Expose Kilang Bontang di Hotel Grand Hyatt, Jakarta, Selasa (28/2/2017).
 
Bontang ditargetkan mampu mengolah minyak mentah sekitar 300.000 barel per hari dengan kapasitas produk gasoline minimal 60.000 barel per hari dan diesel minimal 124.000 barel per hari. Hasil produksi memiliki spesifikasi minimal Euro IV dengan mengutamakan pasar dalam negeri. 
 
Dia pun memastikan 100% pasokan solar akan diekspor. Insentif berupa fasilitas perpajakan juga ketersediaan infrastruktur penunjang, dia menyebut menjadi nilai tambah proyek yang bisa menarik minat investor.
 
Dalam kemitraan, mitra strategis diharapkan berperan dalam pengadaan crude dan menyiapkan pendanaan. Mitra juga memiliki kemampuan dalam memasarkan produk yang tidak terserap di pasar dalam negeri ke pasar luar negeri, seperti Australia, Papua Nugini, Selandia Baru dan Filipina.
 
Mitra pun diharapkan memenuhi kriteria seperti kemanpuan operasional, kemampuan eksekusi proyek, keterjaminan pasokan minyak, kemampuan pendanaan yang mumpuni, strategi bisnis yang sesuai dan memiliki pengalaman dalam kemitraan berupa joint venture.
 
"Untuk solar, pasokan 100% akan diekspor. Tentu saja bisa diekspor oleh Pertamina atau oleh perusahaan patungan," katanya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel


Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper