Bisnis.com,JAKARTA--Bertambahnya jumlah stasiun pemantauan lalu lintas pelayaran atau vessel traffic system (VTS) tidak diimbangi dengan jumlah operator.
Kepala Distrik Navigasi Tanjung Pinang Batam Raymond Ivan mengatakan, jumlah sumber daya manusia yang tersertifikasi untuk mengoperasikan alat di stasiun VTS sangat terbatas.
"Mencari orang yang kompeten sebagai operator VTS sangat susah. Tapi kami tetap berusaha," katanya di Denpasar, Selasa (21/2/2017).
Menurutnya, dalam satu stasiun VTS seharusnya paling tidak ada 25 orang. Namun, kenyataannya tak semua VTS bisa punya staf sebanyak itu. Bahkan di beberapa stasiun jumlahnya hanya belasan.
Salah satu kendalanya adalah, untuk menjadi operator VTS harus memenuhi kualifikasi yang tak mudah.
Untuk lulus sertifikasi, seorang operator harus menguasai maritime english, yaitu bahasa Inggris yang khusus digunakan dalam dunia pelayaran
"Selain itu, sekolah yang khusus mencetak operator VTS di Indonesia juga sangat terbatas," imbuhnya.