Bisnis.com, JAKARTA-Obligasi global yang diterbitkan PT Pelabuhan Indonesia II senilai US$1,6 miliar atau Rp20,8 triliun pada 2015 lalu baru terpakai separuh.
Direktur Utama Pelindo II Elvyn G. Masassya mengatakan, per 31 Desember 2016 sisa dana surat utang tersebut masih ada sekitar US$685,5 juta atau 50% dari total obligasi.
"Dana tersebut kami gunakan untuk investasi di Kalibaru, modal kerja dan pelunasan pinjaman sindikasi bank. Masih ada sisa separuh," katanya dalam rapat Pansus Pelindo II di DPR RI, Kamis (16/2/2016).
Oleh karena itu, tahun ini pihaknya akan melakukan optimalisasi penggunaan dana tersebut dengan empat strategi. Pertama, dengan melakukan konversi surat utang dari US dollar ke rupiah.
"Pertimbangannya adalah kami bisa mendapatkan laba dari selisih kurs," imbuhnya.
Kedua, Pelindo II akan membeli produk investasi bank-bank BUMN salah satunya adalah negotiable certificate of deposit (NCD). Elvyn mengatakan, pembelian ini akan dilakukan dalam waktu dekat.
Pertimbangan pihaknya membeli produk perbankan seperti NCD karena ada potensi pendapatan bunga yang lebih menarik dibandingkan deposito biasa saat ini.
Ketiga, korporasi pelat merah ini akan membeli kembali (buyback) obligasi global tersebut yang akan dilakukan secara bertahap. Tujuannya agar mendapatkan efisiensi biaya bunga.
Keempat, Pelindo II akan menempatkan dana pada instrumen investasi di luar deposito seperti reksadana dan obligasi.
Obiglasi global ini diterbitkan pada Mei 2015. Keseluruhan nilai tersebut diperoleh dari investor asing seperti dari Hongkong, Singapura, London, New York, Boston dan Los Angeles.
Total global bond tersebut terbagi dalam dua seri. Seri pertama bernilai US$ 1,1 miliar dengan jangka waktu 10 tahun dengan bunga 4,25% dan yield 4,375%. Sedangkan seri kedua bernilai US$500 juta dengan jangka waktu 30 tahun dengan bunga 5,375% dan yield 5,5%.