Bisnis.com, JAKARTA- Bank Dunia menghibahkan total USS55,25 juta atau sekitar Rp734,8 miliar untuk mendukung dibangunnya proyek Geothermal Energy Upstream Development di Indonesia. Keputusan itu diambil per Kamis (9/2) waktu Washington DC.
Total bantuan tersebut berasal masing-masing dari aspek The Clean Technology Fund (CTF) yang berkontribusi sebesar USS49 juta untuk pembangunan infrastruktur dan sarana pengeboran, sedangkan sisanya merupakan dana Global Environment Facility (GEF) sebesar USS6,25 juta untuk pendampingan teknos dan program pelatihan di bidang eksplorasi geotermal.
Direktur Bank Dunia untuk Indonesia, Rodrigo Chaves menyampaikan World Bank akan mendukung penuh upaya pemerintah dalam mencapai 100% akses listrik yang modern dalam waktu dekat.
"Ketidakefisienan energi akan membuat potensi Indonesia tidak berkembang dan membatasi pertumbuhan ekonomi masyarakat Indonesia. Bantuan dari Bank Dunia ini akan membantu Indonesia mengembangkan potensi energi geotermal," jelasnya melalui keterangan resmi Jumat (10/2/2017).
Adapun, energi geoternal merupakan sumber energi terbarukan terbesar kedua di Indonesia setelah hidropower. Energi geotermal juga merupakan alternatif sumber yang bersih. Saat ini, 12% dari total populasi Indonesia atau sekitar 30 juta masyarakat tidak memiliki akses listrik yang memadai.
Geothermal Energy Upstream Development Project juga menjadi komitmen Indonesia untuk mencari sumber energi yang ramah lingkungan sekaligus mendekatkan Indonesia pada target 23% penggunaan energi terbarukan pada 2025 mendatang.
"Proyek ini sebaiknya diprioritaskan untuk menyuplai energi ke wilayah Timur Indonesia di mana persentase keluarga yang tidak dapat mengakses energi listri memadai amat tinggi," kata Senior Energy Specialist World Bank, Peter Johansen.