Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Bekraf Bidik Pasar Altenrnatif Industri Kreatif

Meski negara tujuan ekspor industri kreatif di Indonesia masih bergantung kepada pasar tradisional yakni Amerika Serikat dan Jepang, pemerintah mulai membidik sejumlah kawasan alternatif yakni Timur Tengah dan Eropa.
Salah satu contoh produk Industri Kecil dan Menengah (IKM)/Bisnis.com-Feri Kristianto
Salah satu contoh produk Industri Kecil dan Menengah (IKM)/Bisnis.com-Feri Kristianto

Bisnis.com, JAKARTA— Meski negara tujuan ekspor industri kreatif di Indonesia masih bergantung kepada pasar tradisional yakni Amerika Serikat dan Jepang, pemerintah mulai membidik sejumlah kawasan alternatif yakni Timur Tengah dan Eropa.

Berdasarkan data Badan Kreatif (Bekraf), komoditas unggulan industri kreatif masih didominasi oleh sektor kuliner 41,69%, diikuti oleh fesyen 18,15%, dan kriya 15,7% pada 2015. Untuk tujuan ekspor, Amerika Serikat, Taiwan, Swiss, Jerman, Singapura, dan China masih menjadi partner utama Indonesia di sektor industri kreatif.

“Khusus fesyen, fokus kami akan mengembangkan hingga ke Asia dan Timur Tengah. Beberapa modifikasi fesyen yang disebut modest fashion mulai merambah Eropa. Sementara ini, pasar ekspor memang lebih ke Amerika Serikat, terutama untuk kriya dan fesyen,” kata Direktur Pemasaran Luar Negeri Bekraf Bonifasius Pudjianto di Jakarta, Jumat (10/2).

Sebagaimana diketahui, Bekraf memutuskan untuk fokus mengembangkan enam sektor strategis yang terdiri dari tiga sektor prioritas dan tiga sektor unggulan.

Adapun, tiga sektor unggulan tersebut meliputi kriya, fesyen, dan kuliner, sedangkan tiga sektor prioritas lainnya adalah aplikasi dan games, musik, dan film.

Khusus untuk sektor unggulan, Bonifasius menegaskan pihaknya akan terus memantapkan jangkauan pasarnya, tidak hanya lingkup domestik tetapi juga mancanegara. Sebaliknya, bagi sektor prioritas, Bekraf lebih memilih untuk mengangkat ekosistemnya lebih dahulu supaya dapat menguasai pasar dalam negeri.

“Kami sebenarnya sudah memiliki target untuk meningkatkan ekspor industri kreatif di kisaran 7%-12% pada 2019. Jika dilihat dari data, memang sektor kriya, fesyen, dan kuliner sudah berkontribusi lebih besar terhadap pertumbuhan Produk Domestik Bruto [PDB] ketimbang industri digital, animasi, dan film,” ucapnya.

Di lingkup Asean, dirinya menyebutkan Indonesia memiliki peluang sebagai pemain di bisnis industri digital, terutama di segmen aplikasi, games, dan software.

Pasalnya, berdasarkan data yang diimiliknya, jumlah pengusaha yang bergerak di segmen ini mencapai ratusan dengan jumlah downloader hingga jutaan akun.

“Malaysia, Thailand, dan Singapura merupakan pemain cukup kuat di segmen ini. Tapi bukan berarti Indonesia tidak bisa karena negara ini memiliki banyak manusia yang berbakat,” tambahnya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel


Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper