Bisnis.com, JAKARTA - PT Pelabuhan Indonesia I atau Pelindo I menyiapkan belanja modal sekitar Rp2,6 triliun tahun ini untuk pembiayaan rutin perawatan pelabuhan dan percepatan pembangunan Pelabuhan Kuala Tanjung, Sumatra Utara.
Direktur Perencanaan dan Pembangunan Pelindo I, Iman A. Sulaiman mengatakan belanja modal tahun ini mengalami kenaikan dari tahun sebelumnya yaitu sekitar Rp2,5 triliun. Penggunaan belanja modal masih untuk pembenahan dan kegiatan rutin di Pelabuhan Belawan, Pelabuhan Malahayati, dan cabang pelabuhan lain milik Pelindo I.
"Digunakan nanti untuk kegiatan rutin, termasuk pembenahan di Belawan," jelas Iman di Kantor Kemenko Maritim, Senin (30/1/2017).
Sementara itu, untuk pembiayaan pembangunan Pelabuhan Kuala Tanjung masih akan dibantu oleh perusahaan pelat merah selain Pelindo I yaitu PT Waskita Karya (Persero) Tbk. dan PT PP (Persero) Tbk.
Terkait dengan skema pembiayaan tahap II Kuala Tanjung untuk financial closing masih dapat berubah. Hal ini mengingat pada tahap dua masih ada beberapa planning sehingga definitif biaya masih dalam penghitungan.
"Banyak sih skemanya, dari perubahan, investor luar. Ada beberapa skema pendanaan, lan kita kerja sama juga dengan Rotterdam," sambungnya.
Di lain pihak, Iman mengakui pemindahan sementara hub internasional dari Pelabuhan Kuala Tanjung ke Pelabuhan Tanjung Priok membuat perseroan berpotensi kehilangan investor.
Keputusan Menteri Perhubungan (Kepmenhub) No. KP 901/2016 tentang Rencana Induk Pelabuhan Nasional (RIPN) yang ditandatangani pada 30 Desember 2016 memang membuat gangguan pada keyakinan investor di Pelabuhan Kuala Tanjung.
Iman mengatakan saat ini ada banyak investor yang sudah mengatakan minatnya menanam investasi di Pelabuhan Kuala Tanjung. Sayangnya, dengan Kepmenhub No. KP 901/2016 tersebut, banyak menimbulkan kontroversi.
"Yang datang [investor] ke kita tuh banyak. Jadi kalau ini tuh masalah trust. Mohon maaf, kok keputusan di republik ini kok tiba-tiba berubah. Itu saja sih sebenarnya," katanya.
Iman meyakini dengan adanya penyempurnaan rencana dan keputusan bahwa Kuala Tanjung tetap sebagai hub internasional, dia optimistis, investor tidak akan lari.
"Ini kan temporary, tapi mungkin sosialisasi dari kebijakan itu belum cukup sehibgga interpretasinya bisa berbeda-beda," ungkapnya.
Saat ini, proses pembangunan tahap satu Pelabuhan Kuala Tanjung juga sudah mencapai 60%. Iman mengatakan pada April 2017 ini fisik dermaga juga sudah rampung.
Sementara itu, Direktur Kepelabuhanan Ditjen Perhubungan Laut Kemenhub Mauritz H.M. Sibarani mengatakan kekhawatiran Pemerintah Provinsi Sumatera Utara dan Pelindo I kehilangan kepercayaan investor hanya masalah perbedaan persepsi.
Oleh sebab itu dia pun meyakinkan Pelindo I dan Pemprov Sumut tidak akan kehilangan investor untuk Pelabuhan Kuala Tanjung.
"Sudah clear, satu-dua penyempurnaan saja. Kami sudah menjelaskan ke teman-teman di daerah keinginan kita apa, ke daerah apa, jangka panjang dan jangka pendeknya," jelas Mauritz.