Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Soroti Kebijakan Trump, Ini Kata Ekonom

Risiko ketidakpastian global serta kebijakan ekonomi Presiden Amerika Serikat Donald Trump berpotensi mendorong capital flight dari negara Emerging Market termasuk Indonesia
Presiden AS Donald Trump./.Reuters
Presiden AS Donald Trump./.Reuters

Bisnis.com, Jakarta- Risiko ketidakpastian global serta kebijakan ekonomi Presiden Amerika Serikat Donald Trump berpotensi mendorong capital flight dari negara Emerging Market termasuk Indonesia.

Ekonom PT Bank Permata Tbk. Josua Pardede mengatakan secara keseluruhan, kebijakan fiskal AS yang ekspansif akan mendorong kenaikan inflasi sehingga akan mendorong berlanjutnya normalisasi kebijakan suku bunga The Fed pada tahun ini dengan ekspektasi kenaikan sekitar 50-75 basis poin.

Capital flight dari negara Emerging Market juga akan mendorong penguatan mata uang dolar AS terhadap sebagian besar mata uang dunia. Namun demikian, meskipun ada potensi arus dana keluar dari pasar negara berkembang, dia meyakini menjaga iklim investasi dan memperkuat fundamental ekonomi harus dilakukan mengingat kepemilikan asing pada SUN dan saham yang relatif besar.

“Otoritas moneter perlu menjaga stabilitas nilai tukar rupiah serta kebijakan moneter yg relatif ketat,” ujarnya.

Selain itu, Josua berpendapat perlunya beberapa strategi terkait dengan pembiayaan APBN seperti optimalisasi sumber pendanaan utang dari dalam negeri dengan memprioritaskan utang baru dalam denominasi rupiah serta pengendalian porsi penerbitan obligasi valas.

Kemudian mengoptimalkan utang baru dengan tenor menengah hingga panjang dengan tingkat bunga tetap. Diversifikasi instrumen utang serta mendorong pendalaman pasar surat berharga negara domestik juga menjadi solusi mengatasi larinya dana asing.

Dia mengatakan pemerintah perlu mendorong pendalaman pasar dalam hal basis investor yakni mendorong investor domestik serta menyiapkan crisis menagement protocol seandainya terjadi capital outflow dalam jumlah yang masif.

“Sehingga dengan langkah-langkah antisipatif, pendalaman pasar keuangan, penguatan fundamental ekonomi serta stabilisasi nilai tukar, diharapkan dapat menekan risiko capital outflow,” katanya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel


Topik

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper