Bisnis.com, JAKARTA - Pemerintah pusat diminta segera mengoperasikan jembatan timbang yang telah dialihkan oleh pemerintah daerah.
Akademisi Universitas Katolik Soegijapranata Semarang Djoko Setijowarno mengatakan langkah tersebut guna melindungi jalan nasional sepanjang 47.017 kilometer.
"[Agar jalan nasional] Yang terbentang dari Sumatera hingga Papua dapat memberikan pelayanan prima tanpa kerusakan berarti, perlu dipercepat pengoperasian jembatan timbang," Kata Djoko, Jakarta, Kamis (26/1/2017).
Saat ini, dia mengatakan, banyak kondisi jalan mengalami kerusakan seperti berlubang. Kerusakan tersebut, paparnya karena angkutan barang truk yang melintas memiliki muatan berlebih.
Selain muatan berlebih angkutan barang, dia menilai, kualitas konstruksi jalan juga memiliki andli terkait kondisi jalan saat ini.
"Jalan tol yg dianggap berkualitas prima, nyatanya juga ikut berlubang. Padahal jalan tol tersebut baru terbangun belum sampai 3 tahun operasi," kata Djoko.
Saat ini, dia menambahkan, berdasarkan hasil evaluasi Direktorat Jenderal Perhubungan Darat Kemenhub terhadap 164 jembatan timbang di seluruh Indonesia, ditemukan sebanyak 77 unit dioperasikan.
Kemudian, 56 unit jembatan timbang tidak dioperasikan, 15 unit direlokasi, dan 16 unit pembangunan baru.
Adapun lokasi-lokasi jembatan timbang, dia merinci, di Sumatera sebanyak 53 unit, Jawa 50 unit, Kalimantan 14 unit, Sulawesi 27 unit, Bali, Nusa Tenggara, Maluku, dan Papua total 20 unit.