Bisnis.com, JAKARTA — Kadin menyarankan Indonesia mengutamakan Regional Economic Comprehensive Partnership setelah Donald Trump menarik Amerika Serikat mundur dari Trans-Pacific Partnership.
Wakil Ketua Umum KADIN Bidang Hubungan Internasional Shinta Widjaja Kamdani mengatakan penarikan diri AS dari TPP tidak berdampak besar bagi Indonesia yang belum menjadi anggota.
Dia mengatakan penarikan diri AS dari TPP justru mengembalikan kekuatan perusahaan Indonesia bersaing memperebutkan pasar internasional dengan perusahaan dari negara-negara peserta TPP.
“Indonesia belum ikut, baru memperhitungkan cost dan benefit. Sekarang sudah tidak perlu lagi karena tanpa AS, TPP tidak akan berjalan. Ada positifnya, ini bisa dibilang mengembalikan level of playing field,” katanya, MInggu (22/1/2017).
Dia mengatakan akhir dari TPP membuat perundingan kerja sama ekonomi komprehensif antara negara-negara Asean dengan China, Korea Selatan, dan Jepang yang dikenal sebagai Regional Economic Comprehensive Partnership (RECP) menjadi prioritas utama bagi Indonesia.
Shinta menambahkan Indonesia juga harus mempertimbangkan meningkatakan skema kerja sama Trade & Investment Framework Agreements dengan AS ke perjanjian dagang yang lebih komprehensif.
Situs whitehouse.gov menyatakan salah satu prioritas utama Presiden AS Donald Trump adalah menarik AS dari Trans-Pacific Partnership, perjanjian perdagangan internasional yang menjadi andalan Barack Obama dalam menerapkan kebijakan hubungan internasional bersumbu Asia.
Trump kemudian berkomitmen memaksakan renegosiasi North America Free Trade Agreement yang AS bentuk bersama Meksiko dan Kanada. Trump menyatakan akan menarik diri dari NAFTA jika Kanada dan Meksiko menolak proses renegosiasi.