Bisnis.com, JAKARTA - S&P Global Platts memprediksi industri polipropilena di Asia bakal menghadapi tekanan akibat oversupply pada 2017, yang diperparah oleh rencana penghentian operasi sementara beberapa cracker yang perlu melakukan perawatan. Ditambah,pabrik dehidrogenasi propana yang mulai gencar dibangun sejak 2015 hingga awal 2016.
Hal itu seperti dikutip dari S&P Global Platts, Jumat (13/1/2017). Jika operasi pabrik dehidrogenasi propana (fasilitas produksi untuk mengolah propana menjadi propilena) mulai stabil, suplai tahun depan akan semakin banyak.
Cracker Idemitsu di Chiba dengan kapasits produksi mencapai 224.000 ton per tahun rencananya aka ditutup untuk perawatan dari April hingga Juni, mengikuti tutupnya Mitsubishi Chemical yang akan dilakukan pada Mei hingga Juni. Cracker Mitsubishi dapat memproduksi 320.000 ton per tahun propilena.
Pada awal semester II/2017, cracker di Chiba yang dioperasikan oleh Mitsui Chemical dengan kapasitas 331.000 ton per tahun propilena akan ditutup selama 40 hari. Dibandingkan dengan penutupan pada 2016, penutupan pada tahun ini hanya setengahnya. Dengan demikian, total penutupan fasilitas cracker mencapai 1,75 juta ton per tahun.
Di Korea Selatan, hanya dua cracker yang akan ditutup tahun ini, yaitu Korea Petrochemical Industry Corporation dengan kapasitas produksi 230.000 ton per tahun di Onsan pada April.
Selain itu, pabrik SK Energy No. 1 juga akan ditutup. Pabrik tersebut berkapasitas 140.000 ton per tahun di Ulsan pada Maret, tetapi fasilitas cracker hanya akan ditutup sepertiga dari kapasitas aslinya.
Di Taiwan, dua dari lima lima naphta cracker akan berhenti beroperasi sementara pada tahun ini untuk perawatan tahunan. Kapasitas propilena yang dihentikan mencapai 430.000 ton per tahun. Selain itu, Mailiao milik Formosa dengan kapasitas propilena 600.000 ton per tahun akan dihentikan sementara pada kuartal I dan kuartal III.
Menurut S&P Global Platts Analytics, permintaan polipropilena di China tercatat meningkat 5,5% pada 2016 dan diprediksi akan stabil pada 2017.
Sementara itu, permintaan polipropilena di India tumbuh mencapai 11% pada 2016 dan diprediksi naik 12% pada tahun depan. Adapun untuk pertumbuhan kapasitas polipropilena di Asia diprediksi akan melebihi pertumbuhan permintaan yang sebesar 760.000 ton pada 2016.