Bisnis.com, JAKARTA — Industri pengolahan dan pemurnian nikel di Morowali diproyeksikan menyerap lebih dari 20.000 tenaga kerja pada 2020.
Menteri Perindustrian Airlangga Hartarto mengatakan kemunculan industri-industri berbasis nikel di Kawasan Industri Morowali, Sulawesi Tengah akan menciptakan sekitar 100.000 ribu tenaga kerja.
Dia memaparkan Indonesia Morowali Industrial Park (IMIP) telah menyerap 11.257 orang tenaga kerja level pelaksana dan 1.577 orang pekerja level pengawas per Desember 2016.
Pengembangan lanjutan sepanjang 2017–2020 di kawasan tersebut diperkirakan bisa mencapai 10.800 orang tenaga kerja pelaksana dan 1.620 tenaga kerja level pengawas.
“Keberadaan industri di kawasan ini akan memberikan multiplier effect bagi perekonomian daerah dan nasional sehingga mampu menyejahterakan masyarakat,” kata Airlangga dalam siaran pers Kementerian Perindustrian, Rabu (11/1/2017).
Wakil Ketua Asosiasi Perusahaan Pengolahan dan Pemurnian Indonesia (AP3I) Jonatan Handojomengatakan proses manufaktur jelas menyerap jauh lebih banyak tenaga kerja dibandingkan proses pertambangan.
Dia mengakui industri pengolahan dan pemurnian adalah industri yang padat modal dan tidak membutuhkan tenaga kerja yang jauh lebih banyak dibandingkan industri pertambangan.
Namun, Jonatan mengatakan proses manufaktur menciptakan efek berganda dengan menciptakan lapangan kerja di sektor industri pemasok bahan baku, industri pengguna stainless steel hingga logistik.