Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Pesawat TU-154 Rusia Jatuh: DNA Jenazah Diteliti. Bukan Serangan Terorisme?

Tim penyelamat berhasil menemukan serpihan pesawat militer Rusia Tu-154 tujuan Suriah yang jatuh dan menewaskan 92 orang, namun mereka menepis kemungkinan aksi teroris sebagai penyebab kecelakaan.
Ilustrasi: Pesawat Tupolev TU-154 di landasan di bandara militer Chkalovsky, sebelah utara Moskow, Rusia (15/1/2015)./Reuters
Ilustrasi: Pesawat Tupolev TU-154 di landasan di bandara militer Chkalovsky, sebelah utara Moskow, Rusia (15/1/2015)./Reuters

Bisnis.com, JAKARTA—Tim penyelamat berhasil menemukan serpihan pesawat militer Rusia Tu-154 tujuan Suriah yang jatuh dan menewaskan 92 orang, namun mereka menepis kemungkinan aksi teroris sebagai penyebab kecelakaan.

Tim tersebut belum bisa mengkonfirmasi penyebab kecelakaan, namun sejumlah pejabat menyebutkan bahwa aksi teroris tidak terlihat sebagai penyebab ledakan pesawat. Hanya saja pesawat dan kotak hitam masih berada di dalam air Laut Hitam hingga kini.

Seorang juru bicara tim penyelamat yang berbasis di Sochi mengatakan bahwa bagian dari pesawat telah ditemukan di dasar laut.

"Serpihan pesawat ditemukan di kedalaman 27 meter dengan jarak satu mil dari pantai,” ujar Rimma Chernova, juru bicara tim penyelamat sebagaimana dikutip Aljazeera.com, Selasa (27/12/2016).

Pihak militer Rusia mengatakan tim penyelam telah menemukan dua elemen alat pengendali pesawat. Badan keamanan federal Rusia menyatakan pihaknya tengah menyelidiki empat kemungkinan jatuhnya pesawat. Akan tetapi tidak termasuk kemungkinan aksi teroris.

"Tidak ada tanda atau fakta yang mengarah pada kemungkinan aksi teroris saat ini," menurut badan tersebut.

Penyelidikan difokuskan pada kesalahan pilot, kesalahan teknis, persoalan bahan bakar, serta objek asing di bagian mesin, menurut pernyataan itu.

Lebih dari 3.000 orang berupaya menemukan mayat korban dan serpihan pesawat dalam satu operasi besar-besaran termasuk melibatkan 45 kapal, pesawat udara, helikopter dan drone selain tim penyelam dan robot bawah laut yang dikendalikan dari jarak jauh.

Menteri Transportasi Rusia Maxim Sokolov menyatakan sejumlah mayat tampakna terseret arus laut yang deras ke Abkhazia, wilayah terpisah dari Georgia. Dari 10 mayat yang ditemukan telah dibawa ke Rusia untuk penyeldikan DNA.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel


Editor : Saeno
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper