Bisnis.com, JAKARTA – Asosiasi Logistik Indonesia mengimbau Kementerian Perhubungan untuk mengoptimalisasi anggaran untuk membangun pelabuhan dan bandara di Indonesia timur ketimbang memberikan subsidi untuk menurunkan biaya logistik.
Zaldy Ilham Masita, Ketua Umum Asosiasi Logistik Indonesia (ALI), mengatakan rencana Kementerian Perhubungan yang akan memberikan subsidi kepada para operator kapal dan maskapai yang memang membawa barang logistik ke arah Indonesia Timur perlu dikaji kembali.
“Subsidi semacam ini seperti menggarami air laut, hanya berdampak sementara dan tidak memberikan dampak bagi pembangunan logistik di wilayah timur. Begitu subsidi habis, maka biaya transportasi kembali akan naik untuk Indonesia Timur,” tutur Zaldy kepada Bisnis, Minggu (18/12/2016).
Dia menjelaskan akan lebih baik jika subsidi Rp300 miliar itu dipakai untuk pembangunan pelabuhan dan perluasan kargo bandara-bandara di Indonesia Timur.
Subsidi untuk pelayaran dan maskapai dinilai Zaldy hanya akan memboroskan anggaran dan tidak menyelesaikan akar permasalahan yaitu keterbatsan infrastruktur. Dengan demikian, bisa menurunkan harga angkutan barang secara permanen.
“Solusi jangka panjang adalah membangun industri di Indonesia Timur agar ada muatan balik,” ungkapnya.
Dia memprediksi dengan pembangunan pelabuhan dan perluasan kargo bandara di Indonesia Timur, maka biaya bongkar muat akan menjadi lebih murah, lebih efisien. Dampak positif juga tidak hanya akan dirasakan oleh masyarakat dan pemerintah tetapi juga pelaku usaha pelayaran dan maskapai penerbangan.
Sebelumnya, Menteri Perhubungan Budi Karya Sumadi mengatakan pada tahun depan Kemenhub menyiapkan anggaran sekitar Rp300 miliar untuk dana subsidi logistik. Kebijakan ini diambil untuk mengurangi biaya logistik sehingga barang yang sampai ke tujuan tak mahal.
Dia menjelaskan subsidi ini akan diberikan kepada para operator kapal dan maskapai yang memang membawa barang logistik ke arah Indonesia Timur. Kapal dan maskapai tersebut nantinya akan melewati jalur tol laut yang rutenya sudah ditentukan oleh pemerintah.
Selain itu, Menhub Budi juga akan mengalokasikan sekitar Rp200 miliar untuk subsidi terhadap maskapai yang ditunjuk menjadi operator pembawa logistik. Budi mengatakakan nantinya konsep tol udara yang menjadi spook dari rantai logistik ini akan semakin diperkuat. Nantinya subsidi tol udara itu dari tiga bandara, yakni Timika, Wamena dan Sentani.