Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Kementan Diminta Revitalisasi Peran Balai Benih Hortikultura

Kementerian Pertanian diminta memberikan keleluasaan lebih besar terhadap Balai Benih Induk Hortikultura (BBIH) hasil kerja sama dengan Jepang agar bisa menguasai pasar dalam negeri.
Produk hortikultura di sebuah pasar swalayan./Ilustrasi-Bisnis
Produk hortikultura di sebuah pasar swalayan./Ilustrasi-Bisnis

Bisnis.com, BANDUNG - Kementerian Pertanian diminta memberikan keleluasaan lebih besar terhadap Balai Benih Induk Hortikultura (BBIH) hasil kerja sama dengan Jepang agar bisa menguasai pasar dalam negeri. Dengan begitu, kebutuhan terhadap benih berkualitas bisa dipasok institusi tersebut.

Kepala Dinas Pertanian Perkebunan dan Kehutanan (Distanbunhut) Kab Bandung A Tisna Umaran menyatakan benih kentang merupakan salah satu keterampilan yang telah dikuasai petani lokal. Dengan demikian, tidak ada alasan lagi bagi pemangku kepentingan untuk memberikan izin impor kentang.

"Ketika impor kentang dihentikan, otomatis pembelian terhadap bibit dan budidayanya akan meningkat dan itu akan menguntungkan petani kita," katanya, Rabu (14/12/2016).

Menurutnya, kasus penghentian impor bawang merah harus menjadi pelajaran berharga. Pasalnya, ketika komoditas tersebut masih bisa dipasok dari luar negeri harga bawang di dalam negeri terjun bebas hingga menyentuh Rp7.000 per kg.

Bagi konsumen harga bawang yang murah tentu menguntungkan, tapi bagi petani hal itu justru menjadi sebuah pukulan telak karena mereka menderita kerugian akibat biaya produksi tidak mampu ditutup oleh harga jual.

"Sekarang ketika tidak ada impor bawang merah harga bisa Rp20.000 per kg. Ini kan menggairahkan yang berdampak pada luas lahan bertambah dan ada keseimbangan harga bagi petani," ujarnya.

Berdasarkan data yang dimilikinya, luas areal tanaman kentang di wilayahnya mencapai 10.000 ha dengan produktivitas rerata 20 ton per hektar. Pada umumnya, tanaman satu ini hanya cocok di daerah ketingginya 1.000 meter di atas permukaan laut.

"Ada delapan kecamatan yang menanam kentang antara lain Kertasari, Pangalengan, Pasir jambu, ciwidey, Rancabali, Cilengkrang, Pacet dan Ibun," ujarnya.

Lebih lanjut dia menyatakan, lahan pertanian yang subur di Kabupaten Bandung, berkontribusi besar terhadap pasokan sejumlah jenis sayuran seperti kentang,tomat, kubis, cabe dan bawang merah di Jawa Barat.

Selain memasok 40% kebutuhan sayuran di Jabar, beberapa kelompok tani di Tatar Ukur ini pun telah berhasil mengekspor beraneka sayuran kualitas unggulan ke beberapa negara.

Lahan pertanian sayuran tersebut terdapat di semua kecamatan yang terletak di dataran tinggi. Seperti di Pangalengan, Cilengkrang, Ibun, Kertasari, Ciwidey, dan Pasirjambu. Hasil dari berbagai pertanian sayuran ini, sebagian besar dijual di luar Kabupaten Bandung.

"Dukungan dan bantuan terus kami lakukan. Mulai dari kelembagaannya, kemudian penyediaan infrastruktur jalan dan irigasi ke kawasan pertaniannya. Sejak lama berbagai universitas bahkan bersama-sama petani mengembangkan pertanian di Kabupaten Bandung," ujarnya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel


Penulis : Herdi Ardia
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper