Bisnis.com, JAKARTA--Pemerintah mengajukan proposal revitalisasi proyek kereta api Jakarta-Surabaya kepada pemerintah Jepang pada 21 Desember 2016, dengan nilai investasi US$2 miliar setara Rp26,6 triliun.
Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman Luhut Binsar Pandjaitan mengatakan skema pembiayaan masih digodok oleh Kementerian Perencanaan Pembangunan Nasional (PPN/Bappenas). Proyek revitalisasi itu berpeluang dilakukan dengan mekanisme antarpemerintah (government to government/G-to-G).
"Investasinya bisa mencapai US$2 miliar. Itu --revitalisasi jalur kereta api Jakarta-Surabaya-- menciptakan lapangan kerja dan membuat kelancaran arus barang," ujarnya kepada Bisnis.com saat ditemui di Hotel Grand Sahid Jaya usai acara Indonesianisme Summit Ikatan Alumni Institut Teknologi Bandung, Sabtu (10/12/2016).
Menurutnya, Bappenas tengah mempertimbangkan skema kerjasama antarpemerintah secara murni. Sebab, rel kereta api sesuai Undang-Undang dimiliki sepenuhnya oleh negara. Sehingga, skema antarperusahaan (business to business/B-to-B) tidak dimungkinkan.
Pemerintah tengah mencari format yang tepat untuk kerjasama dengan pemerintah Jepang. Sebab, pemerintah menginginkan keterlibatan swasta nasional dalam penggarapan proyek revitalisasi rel kereta api ini.
Proyek revitalisasi itu diyakini akan memperlancar distribusi logistik yang menghubungkan dua kota terbesar di Indonesia. Wilayah industri yang dilalui jalur tersebut diharapkan dapat berkembang pesat, tidak melulu di satu daerah saja.
"Skemanya Bappenas masih menghitung --pinjaman atau lainnya--, kita lihat," tuturnya.
Proyek revitalisasi jalur KA Jakarta-Surabaya akan dimulai masa studi kelayakan (feasibility studies) pada tahun depan. Kajian itu akan dilakukan oleh Badan Pengkajian dan Penerapan Teknologi (BPPT) dengan Jepang.
Meski demikian, Direktur Utama PT Kereta Api Indonesia Edi Sukmoro, belum lama ini mengaku belum ditunjuk oleh pemerintah sebagai operator KA Jakarta-Surabaya dengan kecepatan 150 Kilometer per jam.
Jarak tempuh Jakarta-Surabaya ditargetkan akan mencapai kurang dari 6 jam. Secara keseluruhan, Kementerian Perhubungan memerkirakan kebutuhan investasi revitalisasi jalur KA tersebut mencapai Rp102,37 triliun.
Dari perkiraaan awal pembiayaan tersebut, pembangunan perlintasan sebidang memiliki porsi terbesar dengan total Rp79,09 triliun. Sedangkan, elektrifikasi jalur kereta api mencapai total Rp14,22 triliun.