Bisnis.com, MAKASSAR - Kendati menjadi salah satu destinasi pariwisata unggulan di Sulawesi Selatan, Tana Toraja dinilai masih cenderung lemah pada sektor perhotelan sebagai penunjang utama dalam akomodasi pergerakan wisatan ke daerah tersebut.
Ketua Perhimpunan Hotel dan Restoran Indonesia (PHRI) Sulsel Anggiat Sinaga mengatakan untuk mengatasi kondisi tersebut, pihaknya telah menyiapkan serangkaian kegiatan yang diproyeksikan mampu mendorong kualitas perhotelan di Toraja secara menyeluruh.
"Pembenahan pelayanan jadi orientasi kami, sehingga kedepannya hotel-hotel di Toraja bisa jadi lebih menarik bagi wisatawan memanfaatkan jasa akomodasi yang ditawarkan. Apalagi tingkat okupansi di sana hanya berkisar 30%, rendah sekali untuk daerah dengan klasifikasi destinasi favorit," katanya, Selasa (6/12/2016).
Dalam merealisasikan hal tersebut, lanjut Anggiat, asosiasi akan memanfaatkan momentum Lovely December dengan menggelar serangkaian kegiatan yang berorientasi peningkatan kualitas SDM perhotelan, penguatan kuliner lokal serta seminar kompetensi untuk mengembangkan konsep Sapta Pesona di Tana Toraja.
Khusus untuk Sapta Pesona, PHRI bakal lebih fokus kepada masyarakat yang berdomisili di sekitar objek wisata agar lebih aktif dalam menjaga kebersihan dan kenyamanan destinasi. Hal tersebut dimaksudkan agar wisatawan bisa lebih betah dan nyaman saat mengunjungi objek wisata di Toraja.
Secara terperinci, kegiatan tersebut akan melibatkan sejumlah pelaku industri perhotelan di Makassar yang tergabung dalam asosiasi yang selanjutnya memberikan pendampingan bagi SDM perhotelan lokal dalam pelatihan layanan dasar hingga pengolahan kuliner lokal sehingga lebih bisa diterima oleh wisatawan.
Menurut Anggiat, hal tersebut dilakukan secara maraton pada pekan depan yang diestimasi bisa meningkatkan kualitas SDM perhotelan Toraja yang selanjutnya mampu menjadi katalis positif sehingga lebih menggairahkan pariwisata daerah tersebut.
"Selain jadi pembenahan industri perhotelan Toraja, ini juga diharapkan ikut mendukung pertumbuhan pariwisata secara menyeluruh. Akomodasi yang nyaman bagi wisatawan, serta objek wisata yang bersih, kuliner yang bisa diterima seluruh segmen," katanya.
Adapun pasokan kamar hotel di Toraja, berdasarkan data PHRI, mencapai 6.500 kamar yang mencakup seluruh segmen. Khusus untuk hotel dengan klasifikasi berbintang hanya mencapai 1.500 kamar sedangkan selebihnya berasal dari segmen penginapan, homestay dan sejenisnya.
Dalam kesempatan berbeda, Kepala Bidang Promosi Disbudpar Sulsel Devo Khadafi mengatakan event Lovely December 2016 diproyeksikan menjadi penarik angka wisatawan paling signifikan pada tahun ini.
"Apalagi Lovely December sudah mejadi agenda rutin tahunan yang paling banyak dikunjungi wisatawan. Tetapi kedepannya, kami akan perbanyak event skala yang sama, sehingga pergerakan wisatawan ke Toraja tidak hanya bertumpu pada periode tertentu saja," paparnya.
Adapun Toraja merupakan daerah dengan angka kunjungan wisatawan paling tinggi di Sulawesi Selatan di luar Makassar.
Data Disbudpar Sulsel mencatat, pergerakan wisatawan ke daerah tersebut pada tahun lalu mencapai 650.253 kunjungan, jauh dibandingkan dengan angka kunjungan ke 21 kabupaten/kota lainnya yang mana secara rerata hanya sekitar 78.588 kunjungan.