Bisnis.com, JAKARTA - Teknologi garam yang dikembangkan PT Garam di Kupang, Nusa Tenggara Timur, dipercaya mampu mengerek produktivitas komoditas itu hingga dua kali lipat.
Direktur Utama PT Garam Achmad Budiono mengatakan teknologi ulir dan geomembran di Desa Bipolo, Kecamatan Sulamu, itu mampu meningkatkan produktivitas lahan garam dari sekitar 74 ton menjadi 150-170 ton per ha per musim.
Peningkatan produksi terjadi akibat percepatan perubahan air laut menjadi air tua dari 28 hari menjadi sekitar 14 hari.
"Penggunaan membran pada proses produksi garam adalah untuk mempercepat proses kristalisasi karena penggunaan membran warna hitam lebih banyak menyerap energi matahari sehingga mempercepat penguapan air laut," katanya melalui siaran pers pada Kamis (1/12/2016).
Di Kupang, ada 22 kelompok petani garam yang telah mengadopsi teknologi geomembran dan garam ulir. Achmad menjelaskan program PT Garam di Bipolo itu meneruskan proyek dari Kementerian Perindustrian dengan anggaran Rp25 miliar.
Budiono yakin percepatan swasembada garam di Bipolo akan lebih mudah jika didukung pembebasan lahan 8.000 ha dan dibantu oleh pemerintah. "Kira-kira 2019 bisa selesai karena di sini bukan hutan bakau. Jadi, tinggal bikin tanggul-tanggulnya."