Bisnis.com, JAKARTA – Inflasi inti Indonesia pada November 2016 sebesar 0,15% (year on year/yoy) mencatatkan level terendah.
Deputi Bidang Statistik Distribusi dan Jasa Badan Pusat Statistik Sasmito Hadi Wibowo mengatakan capaian ini memang mencatatkan sejarah terendah, setidaknya sejak 2004 sehingga perlu mendapat perhatian lebih.
“Mudah-mudahan ini jurang terendah inflasi inti. Inflasi masih kita butuhkan asal jangan tinggi. Jika tidak, demand ada masalah. Kalau tinggi-tinggi juga menggerus daya beli,” katanya dalam konferensi pers, Kamis (1/12).
Seperti diketahui, laju inflasi inflasi pada November sebesar 0,47% (month to month/mtm) atau 3,58% (yoy). Salah satu indikator ekonomi makro ini terkerek dari posisi bulan sebelumnya 0,14% (mtm) atau 3,31% (yoy).
Realisasi ini sedikit lebih tinggi dari survei Bisnis sebelumnya terhadap 11 ekonom dari lembaga atau instansi yang berbeda. Dalam survey tersebut, mereka memproyeksi laju inflasi November tahun ini memang terkerek tapi hanya di level 0,33% (mtm) atau 3,41% (yoy).
Inflasi November mtm yoy
-----------------------------------------------------
Inti 0,15 3,07
Harga Diatur Pemerintah 0,13 0,09
Bergejolak 1,83 9,14
Komponen energi 0,26 -4,54
-----------------------------------------------------
Sumber: BPS