Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Minim Pendampingan, Pengembangan IKM Sulut Tersendat

Pengembangan usaha industri kecil menengah (IKM) di Sulawesi Utara tersendat seiring dengan minimnya pendampingan dan pelatihan oleh pemerintah daerah.
Warga menikmati berbagai macam varian Pisang Ijo yang merupakan kuliner tradisional khas Sulsel dalam acara Traditional Food Vaganza di Anjungan Pantai Losari, Makassar, Sulawesi Selatan. /Antara
Warga menikmati berbagai macam varian Pisang Ijo yang merupakan kuliner tradisional khas Sulsel dalam acara Traditional Food Vaganza di Anjungan Pantai Losari, Makassar, Sulawesi Selatan. /Antara

Bisnis.com, MANADO - Pengembangan usaha industri kecil menengah (IKM) di Sulawesi Utara tersendat seiring dengan minimnya pendampingan dan pelatihan oleh pemerintah daerah.

Tak banyak produk khas atau kerajinan berasal dari Sulut, khususnya produk yang menjadi primadona untuk diburu oleh konsumen. Sulut yang kaya akan komoditas kelapa, ikan, dan lainnya, belum banyak menghadirkan diversifikasi usaha dari produk utama.

Khusus dari kelapa, tidak lebih dari 10 diversifikasi usaha yang bertumbuh dan berkembang, seperti minyak kelapa, arang, minuman fermentasi/ekstrasksi, nata de coco serta produk mebel dari batang kelapa.

Untuk ikan sendiri, tulang dan kepalanya masih menjadi limbah. Hanya industri pengolahan ikan skala menengah besar yang mengelola limbah tersebut menjadi pakan ternak.

Kepala Bidang IKM Dinas Perindustrian dan Perdagangan Sulut Alwy Pontoh mengatakan pihaknya masih fokus untuk mendampingi dan memfasilitasi IKM dengan produk primer.
“Untuk turunan kami akui belum sejauh itu, masih sebatas produk utamanya,” katanya kepada Bisnis.com, belum lama ini.

Padahal peluang industri yang dapat dikembangkan dari limbah masih terbuka lebar. Sudah menjadi tantangan bagi Pemda untuk menjaring potensi usaha yang ada di masyarakat.

Contohnya saja seperti usaha produksi jamu yang berasal dari rempah-rempah yang ditemukan di lingkungan. Seperti yang digeluti Lientje Mamahit memulai usaha memproduksi jamu dengan bahan temulawak, jahe merah dan kunyit.

Memulai usaha dari 2000, baru pada 2010 dia mendapatkan HAKI dan sertifikasi halal dari Majelis Ulama Indonesia (MUI). “Keterlibatan pemda sejauh ini pendampingan saja, yang paling aktif Dinas Pertanian. Insentif khusus yang diberi baru berbentuk kemasan dari Kementerian Perindustrian,” katanya.

Dengan mengusung merek dagang Eufraino, Lientje mendistribusikan hasil produksinya ke supermarket yang ada di Manado dan Tomohon.

Lain lagi dengan Yanie Cahya, ibu rumah tangga yang menggeluti usaha kerajinan sisik ikan. Berawal dari aksi coba-coba, hasil kerajinan buatannya, sudah mondar-mandir masuk pameran perdangan dan industri kreatif nasional.

“Saya ke pasar dan melihat itu sisik ikan kakap cuma dibuang saja. Pendampingan atau pelatihan pengembangan belum ada sewaktu memulai,” katanya.

Namun, seiring dengan meningkatnya pamor kerajinannya, produk yang diujung dengan nama Yannie Handycraft, mendapatkan dukungan dari beberapa dinas terkait di Sulut. “Baru saja produk saja dibawa Disperindag ke Lombok untuk ikut pameran. Sering begitu, tapi saya juga jual sendiri,” tambahnya.

Peluang usaha yang diusung oleh pelaku IKM ini, tentu masih banyak lagi yang belum terungkap dan dikembangkan kualitas serta pemasaran produknya. Pemda punya tanggung jawab untuk memberikan akses meningkatkan kualitas usaha pelaku.

Apalagi, saat ini, Sulut tengah dihadapkan dengan peluang pariwisata dan industri kreatif, seiring tingginya kunjungan wisman ke Bumi Nyiur Melambai. Jangan sampai, pelancong yang datang tidak membawa pulang produk khusus, kerajinan khas Sulawesi Utara.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel


Topik

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper