Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Siapkan Produk Teh Minang, Mitra Kerinci Cari Mitra UMKM

PT Mitra Kerinci berencana membuat kerja sama dengan pelaku usaha mikro kecil dan menengah (UMKM) untuk mengembangkan dan memasarkan produk teh untuk dipasarkan secara ritel.
Ilustrasi: Sejumlah buruh pemetik teh menumpang truk bak terbuka di perkebunan teh/Antara
Ilustrasi: Sejumlah buruh pemetik teh menumpang truk bak terbuka di perkebunan teh/Antara

Bisnis.com, PADANG - PT Mitra Kerinci berencana membuat kerja sama dengan pelaku usaha mikro kecil dan menengah (UMKM) untuk mengembangkan dan memasarkan produk teh untuk dipasarkan secara ritel.

Direktur Mitra Kerinci Yosdian Adi Pramono menyebutkan sejauh ini produksi teh yang dihasilkan anak usaha PT Rajawali Nusantara Indonesia (RNI) itu diprioritaskan untuk ekspor dan dipasok untuk perusahaan.

“Kami lagi kembangkan brand Teh Minang untuk dijual ritel. Tetapi perlu mitra karena sumber daya kami sangat terbatas,” ujarnya pada Minggu (27/11/2016).

Dia mengakui keterbatasan sumber daya membuat upaya hilirisasi produk teh menjadi terhambat.

Padahal kebutuhan teh untuk konsumsi masyarakat sangat besar, yang masih mungkin dikembangkan oleh perusahaan lokal.

“Kami masih cari mitra, terutama untuk pendistribusian. Prioritasnya memang dari lokal, UMKM lokal,” katanya.

Dia mengatakan sumberdaya perusahaan untuk mengembangkan produk ritel dan mendistribusikannya ke toko-toko di daerah itu masih sangat terbatas, sehingga dibutuhkan pihak ketiga sebagai mitra.

Yosdian berencana mitra yang akan dipilih untuk memasarkan produk ritel itu adalah usaha mikro kecil dan menengah (UMKM) yang ada di daerah itu. Sehingga ada sinergi antara perusahaan dengan pelaku UMKM.

Dia juga meminta pemerintah daerah memfasilitasi kerjasama pelaku UMKM dengan perusahaan.

Apalagi, katanya, selama ini teh yang dihasilkan perusahaan dijual kepada perusahaan pengemas di Jawa dan dijual kembali ke daerah-daerah dalam kemasan yang sudah disesuaikan kebutuhan.

“Teh Bendera itu misalnya, bahan bakunya dari kita, dikemas di Jawa, dijual lagi sini. Saya ingin di sini [Sumbar] juga bikin seperti itu,” katanya.

Yosdian mengatakan produksi pucuk basah perseroan mencapai 19.600 ton per tahun dari 1.000 hektare lahan yang berproduksi dengan baik, dari total 20.25 hektare lahan perusahaa, dengan produktivitas lahan mencapai 4,6 ton per hektare per tahun.


Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Penulis : Heri Faisal
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper