Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

BI Optimalkan SBN Sebagai Instrumen Moneter

Bank Indonesia akan mengoptimalkan Surat Berharga Negara sebagai instrumen moneter pada tahun depan. Hal itu akan dilakukan secara bertahap untuk menggantikan Sertifikat Bank Indonesia.
Kantor Bank Indonesia di Jakarta/Reuters-Iqro Rinaldi
Kantor Bank Indonesia di Jakarta/Reuters-Iqro Rinaldi

Bisnis.com. JAKARTA-Bank Indonesia akan mengoptimalkan Surat Berharga Negara sebagai instrumen moneter pada tahun depan. Hal itu akan dilakukan secara bertahap untuk menggantikan Sertifikat Bank Indonesia.

Gubernur BI Agus Martowardojo dalam pidatonya di Acara Pertemuan Tahunan Bank Indonesia mengatakan tahun depan optimalisasi SBN akan dilakukan sebagai instrumen moneter.

Otoritas moneter meyakini penggunaan SBN akan menyesuaikan dengan kondisi likuiditas dan dilakukan secara alami. BI telah menerbitkan SBI dalam jangka waktu 9 bulan dengan rate 5,9% dan 12 bulan dengan rate 6,0%.

"Optimalisasi SBN sebagai instrumen moneter secara bertahap untuk menggantikan SBI," katanya, dalam Acara Pertemuan Tahunan Bank Indonesia, di Jakarta, Selasa (22/11/2016).

BI menargetkan penggunaan SBN secara menyeluruh sebagai underlying asset pada 2024. Saat ini, kepemilikan BI terhadap SBN telah di atas Rp100 triliun.

Agus menuturkan faktor yang perlu diperhatikan dalam pelaksanaan penggunaan SBN untuk operasi moneter seperti pelaku dan pasar keuangan yang harus lebih dalam. Penggunaan SBN sebagai underlying asset telah mencapai kisaran 50% dari seluruh kegiatan dan akan terus ditingkatkan.

"Khusus untuk yang SBI untuk term yang pendek masih ada. Yang sudah term di atas term pendek kita akan gunakan SBN. Kita lakukan secara bertahap. Ini akan jauh lebih efisien lagi," katanya.

Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati mengatakan pemerintah dan BI terus koordinasi agar kemampuan dari pemerintah untuk bisa mengelola SBN yang jangkanya sangat pendek  bisa diterima oleh market. 

Menurutnya, koordinasi juga terkait penyesuaian  proses untuk transisi dari volume SBN itu bagi pemerintah bisa menguntungkan karena bisa mendapatkan suku bunga yang lebih rendah.

"Dari sisi kita untuk mengelola risikonya juga bagus terutama kemampuan kita dalam memahami marketnya," ucapnya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel


Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper